DIANTARA PANGKAS RAMBUT DAN HAIR STYLIST THAILAND, SIAPKAH KITA UNTUK SEBUAH PERUBAHAN?

Jika tidak ada hambatan, dua tahun lagi Indonesia beserta negara-negara ASEAN lainnya akan membentuk suatu komunitas yang diharapkan dapat membuat suatu perubahan yang progresif seperti pencapaian Uni Eropa. ASEAN telah sepakat untuk mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi yang membentuk suatu komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis tahun 2020. 

Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar utama, yaitu :
  1. Komunitas Keamanan ASEAN, yang diharapkan dapat mewujudkan perdamaian kawasan.
  2. Komunitas Ekonomi ASEAN, diharapkan dapat mentransformasikan ASEAN menjadi suatu pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang kompetitif dan terintegrasi dengan ekonomi global. Serta menjadikan ASEAN menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata serta kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi yang makin berkurang.
  3. Komunitas Sosial Budaya ASEAN diharapkan dapat memperkokoh rasa kekitaan (sense of we ness atau we feeling) dan solidaritas sesama warga ASEAN.
Pencapaian komunitas ASEAN dari tahun 2020 maju menjadi tahun 2015 terjadi atas persetujuan pemimpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, 13 Januari 2007. Blue print yang telah dirancang tersebut seolah-olah menjadi ekspetasi bagi Bangsa Indonesia menuju suatu kawasan yang kondusif dan progresif. Namun yang menjadi pertanyaaan paling mendasar, apakah masyarakat Asia Tenggara khususnya Indonesia sudah siap menyongsong era baru perubahan menuju Komunitas ASEAN 2015? Sejauhmana pemahaman tersebut akan membawa kita pada suasana yang diharapkan (kondusif dan progresif), berikut implikasi dari akibat-akibat yang menyertai perubahan tersebut?

PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang mengarah pada suatu kemajuan. Masyarakat merupakan kumpulan individu atau kelompok yang membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berfungsi sebagai aturan -aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Dan perubahan tersebut merupakan akibat dari adanya interaksi antarmanusia dan antarkelompok. 

Perubahan yang terjadi di masyarakat bisa berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma yang berlaku di masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan, wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya. Dengan kata lain, perubahan sosial bisa meliputi perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan struktur sosial dalam masyarakat.

Perubahan pada bidang-bidang kehidupan tertentu, tidak hanya semata-mata menghasilkan suatu kemajuan, namun dapat pula berarti kemunduran. Dengan kata lain, perubahan sosial merupakan ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda yang ada di masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang fungsinya tidak serasi dan keadaannya lebih buruk dari sebelumnnya.

Kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan sosial menurut Margono (dalam Taneko, Pengantar Sosiologi, 2004) bersumber pada hal-hal berikut :
  1. Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada karena ada keinginan untuk situasi yang lain.
  2. Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara yang ada dan yang seharusnya bisa ada.
  3. Adanya tekanan dari luar, seperti kompetisi, keharusan menyesuaikan diri, dan lain-lain.
  4. Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensidan peningkatan, misalnya produktivitas dan lain-lain.
Adanya pengenalan teknologi baru, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan ide baru, dan munculnya nilai-nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun mengganti nilai-nilai sosial yang lama merupakan beberapa contoh perubahan sosial dalam aspek kehidupan.

Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai akibat dari perubahan sosial yang menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut :
  1. Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan, sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka milki.
  2. Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan.
  3. Perubahan dilihat sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan.
  4. Ketidaktahuan terhadap perubahan yang terjadi.
  5. Masa bodoh terhadap perubahan.
  6. ketidaksiapan menghadapi perubahan, karena pengetahuan dan kemampuan yang terbatas. Akibatnya seseorang tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
UNTUK SEBUAH PERUBAHAN, PILIH PANGKAS RAMBUT ATAU HAIR STYLIST INTERNASIONAL DARI THAILAND

Komunitas ASEAN 2015
Sumber Gambar
Dengan digulirkannya pembentukan Komunitas Asean 2015, maka sudah pasti perubahan akan berlangsung di semua lini kehidupan, bahkan kehidupan sampai ke tingkat yang paling dasar. Perubahan yang terjadi tentunya akan sangat mempengaruhi tatanan kehidupan yang selama ini secara turun-temurun telah berlaku dalam masyarakat. 

Karakter masyarakat Indonesia yang suka dengan hal-hal yang baru, sesungguhnya merupakan sebuah syarat mutlak suatu bangsa untuk menuju perubahan. Namun perubahan ini bisa berimplikasi positif dan negatif tergantung bagaimana masyarakat merasakan manfaat itu bagi dirinya. Dan umumnya setiap perubahan membutuhkan suatu proses.

Dari sepuluh negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, tidak banyak negara yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia cukup mengenal negara Malaysia karena secara budaya, Malaysia mempunyai hubungan nilai historis yang cukup tinggi dengan bangsa Indonesia, di tambah lagi letak geografisnya yang dekat dan berbatasan langsung dengan Indonesia. Pun begitu dengan Singapura yang walaupun tidak semua masyarakat Indonesia pernah menjejakkan kaki ke sana, namun Singapura cukup di kenal luas oleh masyarakat Indonesia.

Thailand, meskipun nama negara di kawasan Asia Tenggara dan tergabung dalam ASEAN ini bukanlah sesuatu yang asing, namun secara budaya bangsa Indonesia memiliki cukup banyak perbedaan, terutama dalam budaya spiritual kemasyarakatan.  Masyarakat Indonesia dikenal memiliki tingkat solidaritas yang lumayan tinggi dalam wilayah yang menyangkut budaya spiritual, dan ini merupakan titik nadi pokok sebagai landasan dasar menuju suatu perubahan dalam rangka pembentukan Komunitas ASEAN 2015.

Ketika Komunitas ASEAN 2015 sudah terbentuk dan dijalankan, maka kemungkinan untuk keluar masuk dalam wilayah ASEAN menjadi lebih mudah karena telah menjadi satu komunitas yang secara teoritis adalah sama. Warga negara Indonesia dapat dengan mudah berada di negara Thailand misalnya untuk belajar, bertempat tinggal bahkan bekerja, dan sebaliknya Warga negara Thailand juga dapat dengan mudah menetap dan bekerja di Indonesia.

Setiap bidang pekerjaan dapat dimasuki oleh warga negara lain yang memang memiliki kompentensi di bidang tersebut, sehingga bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa kelak akan banyak usaha-usaha jasa yang secara mutlak dimiliki oleh warga negara lain. Dan celakanya kondisi ini tidak hanya akan terjadi di kota-kota besar yang notabene telah terbiasa dengan perubahan, namun juga akan meliputi daerah lain yang selama ini steril dari masuknya perubahan dalam sektor jasa yang dijalankan oleh warga negara asing.

Seperti jasa Salon misalnya, bukan hal aneh jika kelak Hair Stylist dari negara Thailand akan masuk dan mendirikan salon kecantikan di sekitar tempat tinggal kita. Ditambah lagi jasa tersebut sudah memiliki kualifikasi internasional. Padahal masyarakat kita sudah mengenal salon dengan istilah pangkas rambut. Istilah ini sudah sangat melekat dalam kehidupan tradisional masyarakat Indonesia, dan tidak akan tergantikan dengan mudah dengan istilah baru. Padahal sebagai suatu perubahan, ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, masyarakat akan menerima namun tingkat penerimaan inilah yang harus kita lokalisir agar tidak terjadi intrik-intrik yang di kemudian hari akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kelangsungan negara-negara ASEAN sebagai suatu komunitas yang hidup bersama dalam satu wilayah.

Penting bagi masyarakat Indonesia untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidupnya agar dapat memahami arti positif dari suatu perubahan, karena perubahan dalam menuju komunitas ASEAN mempunyai nilai-nilai edukasi positif bagi progress bangsa Indonesia untuk menuju tahap selanjutnya di kancah pergaulan dunia. Karena itu beberapa point penting dari suatu perubahan dalam tahapan menuju pembentukan komunitas ASEAN 2015, antara lain :
  1. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki nilai positif dalam melihat suatu perubahan, dengan cara mengedukasi masyarakat Indonesia akan nilai positif dan negatif sebagai dampak dari suatu perubahan.
  2. Merangsang masyarakat Indonesia untuk berkompetisi secara positif dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya dan tidak memandang hal-hal baru tersebut sebagai suatu ancaman.
  3. Menjadikan hal-hal baru tersebut sebagai sumber belajar untuk menuju jenjang yang sama bahkan lebih tinggi dari sumber tersebut.
Jadi tidak ada salahnya mencoba hal-hal baru dan tidak ada salahnya menerima perubahan yang terjadi di sekitar kita, namun yang paling penting menjadikan perubahan tersebut sebagai suatu proses untuk belajar tahu lebih banyak dan mengadaptasi proses tersebut untuk kemajuan bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan untuk bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang mampu bersaing bukan hanya di tingkat komunitas ASEAN tapi di skala yang lebih luas yaitu dalam pergaulan dunia.

Tulisan ini disertakan dalam "Lomba Blog #10DaysForASEAN" yang di selenggarakan aseanblogger.com.

Sumber tulisan :
  1. http://perpustakaancyber.blogspot.com/
  2. http://www.suarakarya-online.com/
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "DIANTARA PANGKAS RAMBUT DAN HAIR STYLIST THAILAND, SIAPKAH KITA UNTUK SEBUAH PERUBAHAN?"