Lakukan 3M Plus Vaksinasi Karena Demam Berdarah Dengue Bisa Di Cegah
Ada yang merasa kalau perubahan cuaca cukup ekstrim terjadi akhir-akhir ini, pagi sampai siang matahari bersinar sangat terik, dan hanya dalam tempo beberapa menit tiba-tiba langit berubah menjadi mendung hingga turun hujan cukup deras. Kondisi cuaca yang berubah sangat cepat dan tiba-tiba inilah yang menjadi salah satu penyebab melonjaknya jumlah orang yang terserang penyakit. Salah satu penyakit yang sangat ditakuti dan kerap naik angka penderitanya saat pergantian musim adalah demam berdarah dengue atau DBD.
Melonjaknya angka penderita demam berdarah di suatu daerah biasanya ditandai dengan aktivitas fogging yang mulai gencar dilakukan, baik dari instansi kesehatan maupun dari RT/RW. Jika dihitung-hitung dalam jangka waktu satu bulan ini sudah empat kali dilakukan fogging di lingkungan tempat tinggal saya. Tidak hanya fogging, secara teratur RT/RW di lingkungan rumah saya tidak pernah bosan untuk mengingatkan warganya agar waspada demam berdarah dan aktif melakukan kegiatan pencegahan karena beberapa anak sudah terkena penyakit ini bahkan harus dirawat di rumah sakit…sedih kan!
Sebagai ibu dari tiga orang anak, tentu saja merasa khawatir juga apalagi beberapa diantara anak tetangga yang terkena penyakit demam berdarah adalah teman sepermainan putri bungsu saya bahkan bersekolah di tempat yang sama. Hal ini membuat saya bertanya-tanya sekaligus khawatir, jika di rumah saya sudah melakukan berbagai langkah pencegahan demam berdarah, apakah sekolah sudah melakukan hal yang sama? Kira-kira, di mana teman putri saya tergigit nyamuk yang membawa virus demam berdarah tersebut, apakah di rumah atau di sekolah?
Pertanyaan yang terus mengganggu ini membuat rasa khawatir saya makin bertambah, apalagi saat ini Aisha, putri bungsu saya sedang aktif-aktifnya belajar di sekolah ditambah lagi kondisi cuaca yang tidak menentu jelang pergantian musim yang juga berakibat pada menurunnya daya tahan tubuh sebagian besar orang terutama anak-anak. Sepertinya, langkah pencegahan demam berdarah dengan melakukan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang atau memanfaatkan saja tidak cukup, harus ada cara lain untuk melengkapi upaya pencegahan demam berdarah agar makin optimal, yaitu dengan vaksinasi.
![]() |
Sumber Foto: Freepik.com |
Jangan pernah sepelekan penyakit demam berdarah, karena faktanya demam berdarah termasuk penyakit serius dan apabila tidak mendapat penanganan yang tepat, maka akan menyebabkan komplikasi yang fatal. Ditambah lagi seseorang yang pernah terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa terkena kembali dengan serotipe berbeda, bahkan untuk kedua kalinya ini orang tersebut berisiko mengalami gejala yang lebih berat. Berbagai alasan inilah yang membuat saya berupaya keras mencari informasi lebih detail tentang vaksinasi demam berdarah.
Beruntung tanggal 31 Mei 2023 lalu, saya bisa hadir dalam Acara Press Conference Seputar Vaksin dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI, Germas, dan website cegahdbd, bertempat di Raffles Hotel, Kuningan, Jakarta. Dari acara ini, saya mendapatkan banyak sekali insight baru seputar cara pencegahan dan tentu saja informasi tentang vaksinasi demam berdarah. Simak pembahasannya berikut ini ya!
Acara Press Conference Demam Berdarah Di Sekitar Kita #Ayo3MPlusVaksinDBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran yang merata di hampir seluruh tanah air. Sampai saat ini demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat, karena tidak hanya berdampak pada penurunan derajat kesehatan semata tapi juga berdampak sosial dan ekonomi.
Bagaimana dampak sosialnya? Salah satu dampak sosial dari demam berdarah adalah menimbulkan kepanikan tidak hanya bagi keluarga yang anggota keluarganya mengalami Demam Berdarah tapi juga masyarakat di sekitar lingkungannya, apalagi demam berdarah juga berkaitan erat dengan harapan hidup seseorang.
Sedangkan dampak langsung dari demam berdarah terhadap ekonomi adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sementara di sisi lain penderita sangat berisiko kehilangan pekerjaan karena harus menghabiskan waktu cukup lama pasca menderita dan pemulihan dari demam berdarah. Belum lagi pengeluaran yang harus ditanggung untuk transportasi dan akomodasi. Tidak heran jika muncul kalimat bijak, "mencegah lebih baik daripada mengobati."
Beruntung saya mendapatkan informasi dari website cegahdbd.com yang juga bersumber dari website resmi Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahwa kini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa dicegah dengan vaksinasi demam berdarah. Bahkan, vaksin ini sudah direkomendasikan oleh IDAI secara resmi setelah membaca beberapa artikel yang telah dirilis oleh IDAI. Tapi tentu saja, seperti orangtua lainnya yang memiliki anak usia sekolah, saya terus berupaya untuk mencari informasi lebih lengkap tentang vaksinasi demam berdarah.
Tanggal 31 Mei 2023 lalu, saya merasa sangat beruntung karena bisa hadir dalam acara Press Conference dan bincang bersama para narasumber dengan tema "Demam Berdarah di Sekitar Kita, #Ayo3mplusVaksinDBD." Adapun narasumber atau pembicara yang dihadirkan dalam acara ini adalah:
- Andreas Gutknecht, General Manager, Takeda Innovative Medicines.
- dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
- Agus Ringgo Rahman dan Sabai Morschek, Publik Figur.
- Aline Wiraatmaja. MC dan Moderator.
Inovasi Program Penanggulangan Dengue di Indonesia
Dalam sesi pertama, dr. Siti Nadia Tarmizi memaparkan bahwa di Indonesia, infeksi dengue masih menjadi masalah kesehatan cukup serius. Pada waktu-waktu tertentu, tren kasus cenderung meningkat dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahun 2022, dilaporkan jumlah kumulatif kasus demam berdarah yang terkonfirmasi sebanyak 143.266 kasus dan 1237 kematian. Lebih memprihatinkan, kasus dengue atau DBD tersebut tersebar di 484 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Apakah ada strategi nasional dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk penanggulangan dengue di Indonesia? Tentu ada, dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan strategi nasional penanggulangan dengue 2021 - 2025, meliputi:
- Penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan.
- Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue.
- Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif.
- Peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi yang berkesinambungan.
- Penguatan kebijakan manajemen program, kemitraan, dan komitmen pemerintah.
- Pengembangan kajian, penelitian, dan inovasi sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.
Strategi nasional penanggulangan dengue ini sudah diwujudkan dalam bentuk kegiatan ajakan melakukan 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, Pokjanal Dengue, serta edukasi masyarakat. Sedangkan inovasi yang sudah dilakukan untuk melengkapi strategi penanggulangan ini adalah dengan teknologi nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia dan imunisasi dengue.
Saat ini sudah ada vaksin dengue yang telah direkomendasikan oleh BPOM Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi dengue atau demam berdarah merupakan imunisasi pilihan yang diberikan sesuai kebutuhan.
Mengenal Demam Berdarah Dengue dan Pencegahannya
Untuk pembicara berikutnya adalah Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) yang menyebutkan Demam Berdarah Dengue seperti yang telah diketahui disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam berdarah yang ditularkan melalui nyamuk ini termasuk penyebaran tercepat di dunia, dan untuk diketahui ada empat tipe virus demam berdarah, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.
Penting untuk diketahui bahwa semua orang berisiko terinfeksi dengue, terlepas dari usia, jenis kelamin, ras, status sosial, dan tempat tinggal. Selanjutnya, Dr. Anggraini memaparkan sebuah fakta bahwa anak-anak lebih berisiko terkena kasus dengue berat dibandingkan orang dewasa, dan lebih dari 80% anak usia di atas sepuluh tahun setidaknya pernah terkena demam berdarah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di tahun 2022, jumlah kasus dengue mencapai 131.265 kasus. Sementara, jumlah kematiannya mencapai 1.135 kasus.
Kemudian, Dr. Anggraini menyebutkan beberapa gejala dan tanda demam berdarah secara umum, seperti nyeri di belakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi, sakit kepala, muncul ruam atau bercak, mual atau muntah. Sedangkan pada hari ketiga atau saat demam mulai turun akan muncul tanda bahaya dengan ciri sulit minum, terus menerus muntah, nyeri perut, lemas atau merasa ngantuk, terlihat pucat, tangan dan kaki dingin lembab. Muncul juga tanda perdarahan, berupa mimisan, muntah darah, buang air besar darah, buang air kecil merah, juga kencing berkurang.
Mengingat banyaknya dampak serius akibat terinfeksi demam berdarah, Dr. Anggraini menyebutkan pentingnya melakukan tindakan pencegahan dengan vaksinasi demam berdarah selain langkah 3M (Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas. Mengapa harus vaksin? Karena Imunisasi merupakan komponen kesehatan primer dan hak kesehatan manusia yang tak terbantahkan.
Selain itu, vaksinasi menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah 2-3 juta kematian setiap tahunnya. Vaksinasi juga merupakan inovasi untuk mencegah demam berdarah melalui peningkatan kekebalan tubuh, dan membantu mengurangi risiko demam berdarah yang lebih berat serta kemungkinan rawat inap.
Fakta bahwa semua orang berisiko terkena demam berdarah terutama dikalangan anak-anak, membuat IDAI merekomendasikan untuk melakukan vaksinasi demam berdarah bersama orangtuanya, sehingga satu keluarga bisa terlindungi dari bahaya demam berdarah. Saat ini, sudah banyak keluarga yang melakukan vaksin demam berdarah, dan salah satunya keluarga Ringgo Agus Rahman yang juga hadir dalam acara ini sebagai narasumber.
Dalam kesempatan tersebut, Ringgo Agus Rahman dan sang istri Sabai Morscheck saling berbagi pengalaman saat keluarganya mengalami demam berdarah, seperti yang diungkapkan Ringgo berikut ini, "Masalah demam berdarah bengue yang pernah saya dan keluarga alami selalu menghantui sepanjang tahun, bahkan meninggalkan trauma terhadap nyamuk apapun. Saya masih ingat saat bekerja di luar kota dan mendapat kabar anak saya yang kecil dirawat di rumah sakit karena demam berdarah, rasanya sangat khawatir juga cemas sehingga saya tidak ingin hal tersebut terulang lagi. Dengan adanya vaksin demam berdarah, kekhawatiran saya makin berkurang. Saya tidak panik lagi kalau melihat anak-anak bermain di kebun atau daerah yang rawan nyamuk. Saya kini jauh lebih tenang, dan vaksinasi benar-benar memberikan perlindungan yang sangat saya beserta keluarga butuhkan."
Lakukan 3M Plus Vaksinasi Karena Demam Berdarah Dengue Bisa Di Cegah
Setelah memahami bahwa demam berdarah dengue adalah penyakit yang sangat serius, tentunya langkah 3M saja tidaklah cukup dan untuk melengkapinya dibutuhkan vaksinasi yang merupakan salah satu upaya pencegahan inovatif untuk melindungi individu dari infeksi virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir ini beberapa jenis vaksin yang berhasil dikembangkan telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk digunakan di Indonesia.
Tentang Vaksin Demam Berdarah Dengue
Vaksin yang telah mendapat persetujuan di Indonesia menunjukkan perlindungan terhadap penyakit demam berdarah dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Lantas, muncul pertanyaan dari masyarakat terutama orang tua seperti saya tentang siapa saja yang bisa menerima vaksin demam berdarah? Penting untuk diketahui, di Indonesia vaksin demam berdarah diindikasikan untuk mencegah penyakit demam berdarah yang disebabkan Virus Dengue dengan usia mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Namun tetap saja, jika ingin melakukan vaksin demam berdarah, ada point-point penting yang wajib diperhatikan, seperti rentang usia, indikasi butuh atau tidaknya screening pre-vaksinasi, dosis dan interval pemberian vaksin, efikasi dan keamanan yang harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Perlu dipahami, bahwa vaksinasi adalah salah satu bentuk pencegahan, dan tentunya harus dikombinasikan dengan tindakan pencegahan lainnya agar penyebaran virus demam berdarah bisa diminimalisir. Adapun tindakan pencegahan demam berdarah yang sudah banyak dilakukan dan sangat populer dikalangan masyarakat adalah 3M (Menutup-Menguras-Memanfaatkan), dan untuk melengkapi langkah preventif ini melakukan vaksinasi demam berdarah adalah solusinya.
Kemudian muncul pertanyaan di kalangan masyarakat, jika sudah pernah terkena infeksi demam berdarah perlukah melakukan vaksinasi? Bersumber dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) disebutkan bahwa Vaksinasi Demam Berdarah tetap dapat diberikan meskipun orang tersebut sudah pernah mengalami infeksi dengue.
Mengapa? Karena seseorang yang terkena infeksi demam berdarah hampir tidak mungkin terinfeksi 4 serotipe virus demam berdarah sekaligus, melainkan hanya terkena satu serotipe virus saja pada satu kali infeksi. Nah, dengan pemberian vaksin demam berdarah yang mengandung empat serotipe atau empat jenis virus demam berdarah, maka seseorang yang sudah terinfeksi akan tetap membentuk kekebalan terjadi jenis virus demam berdarah lain yang belum menginfeksi orang tersebut.
Pemberian vaksin akan melindungi anggota keluarga dari bahaya infeksi demam berdarah, namun pastikan sebelum melakukan vaksinasi perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi secara detail tentang Vaksinasi Demam Berdarah. Sampai saat ini, vaksin dengue belum masuk ke dalam Program Imunisasi Nasional, sehingga hanya tersedia di klinik atau rumah sakit dan juga praktek dokter swasta tertentu.
Jadi, jika ada yang masih menanyakan apakah perlu melakukan vaksin demam berdarah? Jawabannya hanya satu, tentu sangat perlu mengingat demam berdarah bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, apalagi demam berdarah termasuk endemis di Indonesia. Seseorang dengan daya tahan tubuh dan gizi yang baik serta tinggal di lingkungan yang bersih sekalipun bisa terkena infeksi dengue…jadi waspadalah!
Dengan spektrum keparahan yang sangat luas, mulai dari ringan hingga berat, sehingga orang yang sudah terinfeksi virus dengue masih memiliki risiko menderita infeksi demam berdarah yang lebih berat. Di sinilah pentingnya pemberian vaksinasi, untuk mengurangi risiko tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa vaksinasi demam berdarah merupakan salah satu upaya pencegahan dan untuk melengkapi perlindungan dari demam berdarah, tidak hanya 3MPlus (Menutup, Menguras, dan Memanfaatkan) tapi menjadi #3MPlusVaksinDBD.
#Ayo3MPlusVaksinDBD, karena kombinasi antara langkah-langkah pencegahan ini dapat mengurangi serta mengendalikan penyebaran vektor nyamuk yang membawa virus demam berdarah sekaligus mengurangi risiko terkena infeksi virus dengue yang lebih berat. Mari waspada demam berdarah dengan melakukan #3MPlusVaksinDBD, karena Demam Berdarah bisa dicegah!
Referensi Artikel:
- IDAI. 2017. Sekilas Tentang Vaksin Dengue. Diakses di https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-dengue
- Cegahdbd.com. 2022. Indonesia! Ini Dia Jalan Menuju Pencegahan Inovatif Terhadap Demam Berdarah!. Diakses di https://cegahdbd.com/Indonesia-Ini-Dia-Jalan-Menuju-Pencegahan-Inovatif-Terhadap-Demam-Berdarah
- Cegahdbd.com. 2022. Ini yang Perlu Moms dan Dads Ketahui Tentang Vaksin Demam Berdarah. Di akses di https://cegahdbd.com/Ini-yang-Perlu-Moms-dan-Dads-Ketahui-tentang-Vaksin-Demam-Berdarah
- Materi Narasumber Press Conference Demam Berdarah di Sekitar Kita #Ayo3mplusvaksinDBD. 2023.
C-ANPROM/ID/QDE/0144 | Aug 2023
26 komentar untuk "Lakukan 3M Plus Vaksinasi Karena Demam Berdarah Dengue Bisa Di Cegah"
Jadi memang nggak cukup hanya dengan 3M ya, harus ditambah vaksin juga
Emang kduu diwaspadai banget ya soal DBD ini karena entah kenapa kasus ini di Indonesia masih sangat banyak, mungkin krn iklim kita yang tropis.
Kalau ada vaksin cegah DBD sebaiknya kita juga berusaha dapatkan ya demi pencegahan.
entah kenapa bisa kena, semoga tidak ada lagi yang kena. Allhamdulillah sekarang ada vaksinnya ya
Btw, aku baru tahu ada vaksinasi demam berdarah. Thanks banget infonya.
Sekarang bisa plus karena ada vaksinasi ya