Literasi Sebagai Alat Pemberdayaan Perempuan Di Era Globalisasi
Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, dan menghitung yang menjadi dasar penting bagi keberhasilan akademik dan karir di masa depan. Namun dalam prakteknya, literasi sesungguhnya tidak hanya mencakup keterampilan dasar tersebut, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis, serta kemampuan untuk memproses informasi dengan efektif.
Bagi perempuan, literasi memiliki peran yang sangat penting. Mengapa? Dengan memiliki literasi yang baik, perempuan bisa menjelma menjadi sosok pengambil keputusan yang lebih baik dan tentunya lebih mandiri. Selain itu, kemampuan literasi pada perempuan akan membuka dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mengakses beragam informasi serta mengembangkan berbagai keterampilan baru.
Tantangan Dalam Meningkatkan Keterampilan Literasi Perempuan
Meskipun literasi sangat penting bagi perempuan, hingga saat ini masih banyak tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan keterampilan literasi tersebut. Adapun tantangan tersebut diantaranya, masih banyak ditemukannya kesenjangan pendidikan antara laki-laki dan perempuan, kurangnya akses perempuan ke sumber daya literasi, dan stereotip gender yang masih ada dalam masyarakat.
Lantas, adakah cara untuk mengatasi tantangan dalam meningkatkan keterampilan literasi perempuan?
Satu hal yang pasti, untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi bagi perempuan. Tentu saja, hal ini harus dibarengi dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, seperti keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk membuka serta memberikan akses ke sumber daya literasi yang memadai bagi perempuan.
Semua harus bergerak cepat, untuk memberikan kesempatan bagi perempuan meningkatkan keterampilan literasinya, mengingat perempuan merupakan sosok penting dalam keluarga dan memegang peran utama dalam upaya menumbuhkembangkan budaya literasi dalam lingkungan keluarga. Perempuan, dalam hal ini seorang ibu umumnya memiliki peran strategis dalam memperkenalkan aksara untuk pertama kalinya kepada anak. Seorang perempuan dalam keluarga yang memiliki literasi baik, tentu akan menjadi pendorong bagi peningkatkan literasi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Cara Untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi
Kesibukan seorang perempuan ketika sudah memiliki rumah tangga sesungguhnya bukanlah alasan untuk tidak lagi mengupgrade keterampilan literasi di tengah makin masifnya perkembangan teknologi, termasuk teknologi digital.
Manfaatkanlah kemudahkan untuk mengakses beragam informasi yang ditawarkan teknologi digital untuk melakukan berbagai cara dalam meningkatkan keterampilan literasi, seperti:
- Membaca buku secara rutin dapat membantu meningkatkan kosakata dan kemampuan berpikir kritis. Pilihlah buku-buku yang sesuai dengan minat dan usia, serta jangan lupa untuk selalu meluangkan waktu walau hanya sebentar untuk membaca buku-buku tersebut. Ini bukan masalah berapa lembar halaman yang sudah dibaca, namun soal kebiasaan yang jika dilakukan terus-menerus akan berbuah menjadi satu rutinitas.
- Rajin menulis jurnal atau blog bisa menjadi cara yang baik untuk melatih kemampuan menulis dan mengorganisir ide-ide.
- Bergabung dengan kelompok diskusi buku atau klub sastra dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang berbagai topik dan memperluas wawasan. Selain itu, bergabung dalam kelompok seperti ini akan meningkatkan kemampuan berbicara secara runut dan tentu saja bersumber dari informasi yang terpercaya.
- Mengikuti kursus atau pelatihan tertentu juga bisa dijadikan cara untuk membantu meningkatkan keterampilan literasi pada bidang yang lebih spesifik. Tidak hanya keterampilan literasi meningkat, peluang mendapatkan ilmu baru pun juga lebih besar.
- Sediakan space atau sudut kecil di rumah sebagai tempat membaca atau melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan literasi, hias dan atur pojok literasi mungil tersebut dengan berbagai hiasan favorit agar makin betah serta nyaman di tempat tersebut.
Tokoh Wanita Indonesia Dalam Bidang Pemberdayaan Perempuan
- Sri Mulyani Indrawati - Menteri Keuangan Indonesia saat ini, yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Sri Mulyani aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender di sektor keuangan dan pembangunan.
- Yenny Wahid - Putri dari mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid merupakan aktivis hak asasi manusia dan pendiri Pondok Pesantren untuk Perempuan Al-Falah di Yogyakarta. Ia juga mendirikan Wahid Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan masyarakat.
- Dian Sastro - Aktris Indonesia yang juga aktif memperjuangkan hak-hak perempuan. Dian Sastro menjadi duta besar PBB untuk Kesehatan Reproduksi dan Hak-Hak Perempuan pada tahun 2016.
- Siti Musdah Mulia - Ulama perempuan Indonesia yang juga merupakan Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Musdah Mulia aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender dalam Islam.
43 komentar untuk "Literasi Sebagai Alat Pemberdayaan Perempuan Di Era Globalisasi"
Karena menurutku juga pengaruh saat pengambilan keputusan bahkan dalam mengelola emosi. Critical thinking di zaman bermedia sosial ini memang kudu dijaga banget. Salah satunya dengan meningkatkan keterampilan literasi.
Membuat perempuan bisa mengikuti perkembangan globalisasi
hamdalah, internet cepat sangat berjasa yah
manfaatkan intrnet dgn baik yah
apalagi sosok ibu yg jd madrasah kluarga
Apalagi sekarang ada audio-book juga ya, jadi sambil apa bisa sambil mendengarkan cerita di buku.
Emang lebih baik untuk bergabung bersama komunitas yang memberi nilai positif seperti literasi ini, baik online atau offline bisa diikuti
Apalagi untuk perempuan
selfreminder untuk saya juga