Jika Si Kecil Mengalami Speech Delay, Ini yang Harus Orangtua Lakukan

Speech Delay
Foto: Pexels.com
Sepintas, anak kecil berusia 2,5 tahun itu tidak berbeda dengan anak tetangga lainnya yang sering bermain dengan putri bungsu saya, meskipun sudah duduk di bangku Sekolah Dasar tapi putri saya ini masih suka main dengan anak-anak kecil di sekitar rumah, jadi jangan heran jika pulang sekolah atau saat sore sepulang dari madrasah, ada saja anak kecil yang datang bermain di rumah. Nah...ada satu anak yang menurut saya sedikit berbeda, bukan karena jarang bermain di rumah saya dan saya lihat lebih sering bermain sendiri di rumah, tapi karena nyaris tidak pernah saya mendengarnya mengucapkan sesuatu. "Memang begitu ma, kalau dia mau minta sesuatu cuma nunjuk-nunjuk saja terus bilang uh...uh, gitu," kata putri saya saat saya tanyakan dengannya karena tidak bisa lagi menahan rasa heran saya. Tapi karena usianya saya tahu sudah lebih dari dua tahun, pasti ada yang tidak beres dan apakah orangtua tidak heran dengan tumbuh kembang anaknya yang menurut saya tidak sesuai dengan usianya. Meskipun bertetangga cukup dekat, kurang lebih hanya berjarak lima rumah tapi kalau untuk urusan anak sangatlah sensitif, dan tidak semua orangtua mau mendengarkan masukan dari orang lain. "Anak saya memang cuek dan pendiam," suatu kali ayahnya pernah mengatakan karena ada yang menanyakan mengapa anaknya terlihat jarang atau bahkan tidak pernah berbicara satu kata pun. Saya ingat dulu saat anak sulung berusia 1,5 tahun dan belum pernah bicara satu kata pun, ibu saya sudah panik menyuruh saya segera konsultasi ke dokter ahli tumbuh kembang karena merasa ada yang tidak beres. Syukurlah setelah dilakukan beberapa tes, tidak ada masalah dengan anak saya dan penyebabnya justru dari pola asuh di mana anak saya mengalami kebingungan bahasa. Saat itu memang ibu saya yang mengasuhnya karena saya masih bekerja, dan ibu saya terbiasa berkomunikasi dengan bahasa daerah (ibu saya berasal dari salah satu daerah di Pulau Sumatera), sedangkan saya mengajaknya berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Benar saja, kata pertama yang diucapkan anak saya ketika di terapi adalah bahasa daerah ibu saya...hahaha, akhirnya dokter merekomendasikan untuk sementara kami sepakat menggunakan satu bahasa untuk berkomunikasi dengannya.

Kasus yang saya alami mungkin berbeda dengan orangtua lainnya, apalagi seperti kasus anak tetangga saya yang di usia dua tahun lebih bahkan hampir tiga tahun belum pernah mengucapkan satu kosa kata yang memiliki arti. Memang sih, proses tumbuh kembang setiap anak berbeda, namun yang pasti konsep pemahaman kemampuan berbahasa anak pedomannya sama di mana ada beberapa tahapan perkembangan bicara anak, yaitu:
  • Sebelum usia 12 bulan, di mana pada periode ini anak-anak sudah memiliki kemampuan bicara yang bertahap, mulai dari usia awal di mana bayi mulai mengeluarkan suaranya dalam bentuk ocehan atau gumaman tertentu. Jelang usia 9 bulan, biasanya bayi akan mulai bercoleteh atau babbling dengan mengucapkan kata-kata yang merupakan kombinasi antara huruf konsonan dan vokal yang diucapkan berulang-ulang, seperti ma-ma-ma, pa-pa-pa, atau ba-ba-ba. Jelang usia 12 bulan, minat bayi untuk mengucapkan kata atau menirukan orang-orang disekitarnya berbicara semakin bertambah sehingga setidaknya ada satu atau dua kata yang bisa diucapkannya dengan jelas.
  • Usia 12-15 bulan, di mana kemampuan bicara anak dan mengucapkan kosakata yang memiliki arti semakin bertambah, misalnya dengan lancar bisa mengucapkan kata mama, mamam, atau kata lainnya. Selain itu, di usia ini, anak sudah bisa memahami perintah yang sederhana seperti "tolong taruh barang ini di sana ya nak," dan kalimat pendek lainnya.
  • Usia 18 - 24 bulan, di mana di usia ini idealnya anak sudah memiliki jumlah kata yang lebih banyak dan beragam, seperti usia 18 bulan paling tidak sudah memiliki 20 kata dan memasuki usia 24 bulan atau dua tahun paling tidak sudah memiliki sekitar 50 kata serta mampu menggabungkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang sederhana dan bisa di mengerti orang disekitarnya. Selain itu, di rentang usia ini anak sudah bisa mengenali suatu obyek dan mengucapkan nama obyek tersebut secara tepat, seperti mata, hidung, telinga, dan lain-lain. Bahkan, ada beberapa anak yang sudah bisa mengemukakan perasaannya secara sederhana, seperti haus, lapar, dan sebagainya.
  • Usia 2 - 3 tahun, di mana kemampuan bicara anak sudah meningkat dengan pesat, dan tidak hanya bisa mengucapkan lebih banyak kata, namun sudah mampu merangkai kata-kata tersebut menjadi kalimat yang cukup panjang dan bisa di mengerti orang lain. Tidak heran jika di usia ini, ada beberapa orangtua yang memasukkan anak mereka ke taman bermain atau play group agar mendapat stimulasi sejak dini.
Saat menangani anak pertama saya dahulu, selain disarankan fokus pada satu bahasa untuk berkomunikasi, setelah usia 2 tahun disarankan untuk mengikuti kelas bermain atau Play Group agar bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya dan diharapkan kemampuan bicara anak akan meningkat. Namun sebelumnya orangtua perlu memahami perbedaan pengertian antara berbicara dan berbahasa, karena ada anak yang kemampuan bicara belum bisa dimengerti namun mampu merangkai dua atau tiga kata untuk menyatakan keinginannya, sebaliknya ada anak yang kemampuan bicaranya cukup baik namun sulit merangkai kata-kata menjadi kalimat untuk menyampaikan maksudnya. Untuk itu mari pahami dulu apa pengertian dari bahasa dan bicara.
  • Bahasa memiliki cakupan yang lebih luas di mana seorang anak dianggap memiliki kemampuan berbahasa yang dianggap cukup baik jika mampu menyampaikan keinginannya secara tegas dan jelas, baik dalam bentuk verbal, non verbal, dan tulisan, sehingga mudah dipahami orang lain.
  • Bicara, erat kaitannya dengan kemampuan verbal seorang anak untuk mengucapkan kata-kata dengan menggunakan suara di mana kata-kata tersebut diucapkan secara jelas dan tegas sehingga orang lain bisa mengetahui apa yang diinginkannya.
Idealnya kemampuan bicara anak semakin meningkat sejak usia satu hingga tiga tahun, yang di tandai dengan semakin banyaknya jumlah kata yang dikuasai, namun sekali lagi proses tumbuh kembang tiap anak berbeda, dan ada anak yang mengalami masalah dalam bicara yang sering di sebut Speech Delay atau keterlambatan bicara. Meskipun masalah keterlambatan bicara ini bukanlah hal yang baru, namun masih banyak orangtua yang belum menyadari akibat jangka panjang jika tidak segera dideteksi dan di tangani, bahkan ada orangtua yang bahkan tidak sadar bahwa anaknya mengalami keterlambatan bicara atau Speech Delay, padahal untuk deteksi dini tidaklah sulit apalagi jika di sekitar lingkungan ada anak yang usianya sebaya sehingga bisa dijadikan pembanding proses tumbuh kembang anak.
Beberapa Faktor Penyebab Speech Delay Pada Anak
  1. Mengalami Gangguan Perkembangan Otak, di mana terdapat gangguan pada oral-motor otak sehingga menghambat kemampuan anak untuk menghasilkan suara yang menunjukkan anak bisa berbicara.
  2. Memiliki Gangguan Pendengaran, sehingga secara otomatis anak mengalami kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa untuk berbicara.
  3. Mengalami Problem Bilinqual, di mana anak mengalami kebingungan bahasa dan ini yang terjadi pada putra pertama saya yang hingga usia 1,5 tahun belum juga bicara karena dua orang yang mengasuhnya berbicara dengan dua bahasa yang berbeda, saya dengan bahasa Indonesia dan ibu saya menggunakan bahasa daerah. Tapi untunglah karena sejak dini terdeteksi, akhirnya sementara kami sepakat menggunakan satu bahasa untuk berkomunikasi.
  4. Minimnya komunikasi dengan anak, di mana orangtua kurang atau tidak menyadari bahwa interaksi dan komunikasi secara verbal dengan anak akan membantunya belajar bicara dan memperkaya perbendaharaan katanya.
  5. Terlalu Banyak Menghabiskan Waktu Di Depan Televisi dan Gadget. Terkadang orangtua merasa lega jika anaknya terlihat tenang di depan televisi atau jika diberikan gadget, namun waspadalah karena bahaya speech delay mengintai dari kebiasaan ini, karena anak tidak dirangsang untuk berbicara tapi hanya duduk diam memperhatikan gambar yang bergerak di layar. Minimnya interaksi dan komunikasi membuat anak tidak di pacu yang belajar bicara sehingga anak bisa saja mengalami keterlambatan bicara.
Nah...jika sudah dijelaskan secara panjang lebar tahapan perkembangan bicara anak yang ideal dan faktor yang menyebabkan anak mengalami speech delay, tentu langkah pertama sudah bisa dilakukan orangtua, yaitu deteksi dini speech delay pada anaknya, namun memang tidak mudah karena banyak orangtua yang belum apa-apa sudah merasa panik dan bingung sehingga tidak tahu harus mulai dari mana dan melakukan langkah apa untuk mengatasi masalah tersebut.
Jika Si Kecil Mengalami Speech Delay, Ini yang Harus Orangtua Lakukan
Menurut saya, usia jelang usia 1 hingga 3 tahun adalah saat yang paling tepat untuk mulai mendeteksi dini apakah si kecil mengalami keterlambatan bicara atau perkembangan bicaranya ideal sesuai dengan tahapan usianya. Semakin dini orangtua mengenali masalah ini, maka akan semakin baik karena orangtua bisa melakukan langkah yang tepat untuk menanganinya. Saya ingat, saat saya membawa putra sulung saya yang saya curigai mengalami Speech Delay yang ketika itu berusia 1,5 tahun, dokter cukup mengapresiasi saya karena ada banyak kasus di mana orangtua baru tersadar anaknya mengalami Speech delay di usia lebih dari dua tahun atau bahkan ada yang lebih dari tiga tahun. Nah...kini saatnya orangtua harus lebih peduli dengan proses tumbuh kembang buah hatinya dan segera deteksi jika merasa curiga anak mengalami Speech Delay.

Jika si kecil sudah terdeteksi mengalami Speech Delay, langkah ini yang harus orangtua lakukan.

#Langkah Pertama: Stimulasi Kemampuan Bicara Si Kecil.

Luangkan waktu yang berkualitas untuk mengajaknya berinteraksi dan berkomunikasi meskipun si kecil belum mampu merespon kata-kata yang diucapkan orangtua. Jika intens dan konsisten dilakukan, sedikit demi sedikit anak akan mulai belajar mengucapkan kata-kata dengan mengeluarkan suara. Ajaklah anak bernyanyi, bermain, dan mendongeng untuk merangsang kemampuan bicaranya. Ucapkanlah kata-kata yang ingin diajarkan secara jelas dan tegas agar anak menirukan ucapan tersebut. Dalam banyak kasus, ada beberapa anak sukses terlepas dari masalah keterlambatan bicara karena selama ini orangtua jarang mengajaknya berkomunikasi secara intens atau seperti kasus saya, di mana anak mengalami kebingungan bahasa.

#Langkah Kedua: Beri Kesempatan Anak Untuk Berinteraksi dan Bermain.

Salah satu solusi yang ditawarkan kepada saya saat itu adalah mencarikan sekolah atau tempat bermain sehingga putra saya bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, karena anak bisa belajar banyak kata baru dengan bermain bersama teman yang seusia dengannya. Namun, jika di lingkungan rumah banyak teman sebaya atau paling tidak berusia tidak terlalu jauh dengan si kecil, maka orangtua tidak perlu repot karena anak bisa belajar bicara dengan bermain dengan teman di sekitar rumahnya. Selain memotivasi anak untuk bicara, anak juga bisa belajar mengolah perasaannya dengan bermain bersama orang lain, serta belajar mandiri dengan tidak tergantung pada orangtua.

#Langkah Ketiga: Konsultasikan Masalah Ini Pada Dokter Ahli dan Psikolog.

Orangtua bisa saja mengatasi masalah Speech Delay ini secara mandiri, namun ada banyak kasus di mana masalah keterlambatan bicara ini tidak hanya karena orangtua kurang berinteraksi atau berkomunikasi dengan anaknya, karena itu berkonsultasi dengan dokter yang ahli dalam tumbuh kembang anak serta psikolog adalah solusi yang tepat. Langkah ini bisa dilakukan sejak dini agar si kecil semakin cepat tertangani, apalagi usia 1 hingga 3 tahun adalah periode emas pertumbuhan anak karena di rentang usia itu kemampuan belajar anak berkembang sangat cepat dan pesat. Namun seringkali orangtua merasa bingung mencari pertolongan yang tepat untuk mengatasi masalah ini, terutama bagi orangtua yang sehari-harinya sibuk bekerja dan tidak memiliki banyak waktu luang untuk mencari dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk menemukan tempat yang cocok untuk menangani masalah Speech Delay pada anak.

Nah...bagi orangtua yang memiliki tingkat kesibukan tinggi namun mengalami masalah dengan tumbuh kembang si kecil yang terdeteksi Speech Delay, Dini.id hadir untuk membantu mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebih menyenangkan dan simpel.

Dini.id Solusi Atasi Speech Delay Pada Anak
Peserta dan Pembicara Launching Website www.dini.id (Foto: Faidah Umu Sofuroh via Detik.com)
Dini.id, Solusi Atasi Speech Delay Pada Si Kecil Sejak Dini
Apa yang terbayang di benak orangtua saat si kecil terdeteksi mengalami Speech Delay? Selain merasa sedih dan bingung juga khawatir apakah masalah ini bisa teratasi dengan baik hingga tidak menimbulkan masalah dalam proses tumbuh kembang selanjutnya. Selain itu, orangtua juga merasa takut si kecil mengalami stress karena harus menjalani terapi yang mungkin saja tidak di sukai dan membuatnya merasa tidak nyaman. Dini.id hadir untuk menghapus kekhawatiran orangtua tersebut karena proses yang dilakukan untuk menangani masalah Speech Delay pada anak dilakukan dengan cara yang asyik dan menyenangkan sehingga anak merasa tidak dipaksa untuk mengikuti terapi. Program stimulasi dan intervensi yang dilakukan Dini.id sangatlah nyaman dan menyenangkan untuk si kecil karena memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, melibatkan orangtua, dan tentu saja tim ahli tumbuh kembang anak. Dini.id membantu orangtua mengatasi masalah Speech Delay dengan cara:
  1. Online Free Assessment, di mana orangtua di minta untuk memasukkan data tentang anak sehingga Dini.id bisa melakukan penilaian apakah si kecil sudah mencapai tahap perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya.
  2. Observasi oleh Tim Ahli, di mana orangtua bersama anak di minta untuk mengunjungi playground terdekat yang sudah bekerja sama dengan Dini.id untuk dilakukan observasi secara langsung untuk menentukan langkah yang tepat menangani si kecil.
  3. Melaksanakan Program Stimulasi dan Intervensi, di mana pada tahap ini orangtua diharapkan untuk terlibat secara langsung sehingga akan terbangun interaksi emosional yang intens dan kuat dengan si kecil, agar permasalahan si kecil dapat segera teratasi.
  4. Dilakukan Assessment Secara Berkala, di mana akan dilakukan secara periodik sehingga program lanjutan bisa di susun sesuai dengan perkembangan kemampuan si keci. Jika diperlukan akan dilakukan assessment lanjutan sesuai dengan kebutuhan si kecil. Tentu saja Program Assessment dan Observasi dilakukan secara berkala dengan di supervisi oleh dokter ahli tumbuh kembang dan psikolog yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi.
  5. Program Stimulasi dilakukan sambil bermain dan belajar sehingga si kecil tidak merasa sedang di observasi atau di stimulasi. Tidak hanya untuk mengatasi kemampuan berbahasa si kecil, namun aktivitas dilakukan juga untuk mengasah motorik halus dan motorik kasar serta stimulasi fisik.
Dini.id Solusi Atasi Speech Delay Pada Anak
Website www.dini.id, Startup Tumbuh Kembang Anak (Foto: Dini.id)
Di Dini.id, masalah Speech Delay pada si kecil tidak hanya di atasi oleh dokter ahli tumbuh kembang dan psikolog semata, namun juga melibatkan orangtua karena dukungan dan dorongan orangtua menjadi pemacu semangat buat si kecil untuk mengembangkan kemampuan bicaranya, namun tetap dengan konsep bermain yang menyenangkan. Nah...dari pembahasan ini orangtua harus memahami bahwa deteksi dini keterlambatan bicara si kecil sangat penting agar bisa cepat di atasi atau dicarikan solusi jika memang masalah ini disebabkan gangguan pada fungsi otak si anak. Deteksi dini akan membantu orangtua menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi Speech Delay pada si kecil, agar masalah keterlambatan bicara ini tidak menganggu proses tumbuh kembang si kecil di masa Golden Age atau periode emas perkembangan otak anak.
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "Jika Si Kecil Mengalami Speech Delay, Ini yang Harus Orangtua Lakukan"