Cara Pintar Kelola Gaji Untuk Fresh Graduate

Pintar Kelola Gaji untuk Fresh Graduate
Pintar Kelola Gaji Untuk Fresh Graduate adalah investasi (Foto: Pexels.com)
Seperti biasa, bulan Agustus sampai September adalah saatnya mahasiswa baru memulai aktivitas di semester pertamanya setelah berhasil lulus dalam ujian masuk Perguruan Tinggi. Ada yang memulai perkuliahan, ada juga yang berhasil menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi, di wisuda menjadi sarjana, dan saatnya memulai perjalanan baru sebagai seorang Fresh Graduate untuk memasuki dunia kerja. Ada sebagian lulusan Perguruan Tinggi yang beruntung cepat mendapatkan pekerjaan, namun ada sebagian lain yang masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan ada yang beberapa kali mengikuti tes kerja namun belum berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut. Di antara Fresh Graduate yang berhasil mendapatkan pekerjaan dengan cepat, ada yang beruntung karena mendapatkan pekerjaan sesuai impiannya selama ini. Namun, apapun itu, entah sudah mendapatkan pekerjaan impian atau belum, tetap "selamat" karena saatnya memasuki dunia kerja sesungguhnya agar nantinya mendapatkan imbalan berupa gaji sesuai yang disepakati sebelumnya. Saya ingat, dahulu saat pertama kali bekerja, rasa bangga, haru, sekaligus khawatir bercampur menjadi satu. Di satu sisi merasa gembira dan bangga, namun di sisi lain muncul rasa khawatir apakah saya bisa mengerjakan tugas pertama saya dengan lancar sehingga memuaskan pihak perusahaan. Bahkan, karena terlalu gugup saat pertama kali bekerja, saya lupa ditempatkan di divisi atau departemen apa di perusahaan tersebut.

Nah...masih berhubungan dengan Fresh Graduate, beberapa waktu lalu sempat viral berita tentang seorang Fresh Graduate lulusan Universitas Negeri favorit di Indonesia yang tidak puas dan menumpahkan kekesalannya di akunInstastory miliknya karena ditawari gaji sebesar Rp, 8 juta oleh perusahaan yang dilamarnya. Fresh Graduate tersebut menganggap gaji yang ditawarkan kepadanya oleh perusahaan tersebut terlalu kecil untuk dirinya yang lulusan universitas negeri bergengsi. Perilaku ini patut disayangkan karena mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah dan gaji yang ditawarkan bukanlah angka nominal kecil. Memang sih prioritas kehidupan seseorang berbeda-beda, namun alangkah baiknya jika seorang Fresh Graduate mempertimbangkan perasaan pihak lain, terutama perusahaan yang menawarkan pekerjaan sebelum mengungkapkan perasaan tidak puas secara terbuka, di akun media sosialnya. Selain itu, seorang Fresh Graduate harusnya memiliki referensi, berapa besar gaji seorang Fresh Graduate yang belum memiliki pengalaman kerja atau paling tidak mengetahui berapa besar UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) di kotanya sebagai pertimbangan saat di tawari atau menegosiasikan gaji. Namun sesungguhnya yang terpenting bukan berapa besar gaji yang di terima sebagai sorang Fresh Graduate, tapi bagaimana mengelola gaji tersebut agar tidak hanya bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan saat ini tapi juga untuk masa depan. Gaji besar tidak akan memberikan manfaat jangka panjang tidak di kelola secara tepat, percuma saja memiliki gaji besar kalau besar pasak daripada tiang, bukan?
Gaji Kecil? Jangan Sedih
Pintar Kelola Gaji Untuk Fresh Graduate
Untuk Fresh Graduate atau yang baru lulus dari Perguruan Tinggi, biasanya perusahaan-perusahaan tidak memberikan gaji terlalu besar. Alasannya, karena Fresh Graduate biasanya belum memiliki pengalaman kerja yang bisa dijadikan dasar untuk mengukur kompetensinya atau kemampuannya, bahkan masih harus "dipoles" dengan berbagai training agar memiliki kemampuan sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Terkadang gaji yang ditawarkan mungkin hanya sebesar UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) atau tidak terlalu jauh bergeser dari angka tersebut. Tetapi jangan khawatir, ada juga perusahaan-perusahaan yang berani memberikan gaji tinggi kepada Fresh Graduate karena menganggap mereka bisa menjadi aset perusahaan jangka panjang. pada akhirnya, semuanya bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, jadi untuk Fresh Graduate tetaplah optimis dan jangan berkecil hati.

Kembali lagi masalah UMK, tentunya kisaran UMK masing-masing kota berbeda, tapi umumnya UMK di kota besar lebih tinggi dari UMK kota kecil. Sebagai gambaran, UMK Kota Jakarta tentu lebih besar dari UMK Kota Yogyakarta, hal ini dikarenakan biaya hidup kota besar lebih besar daripada kota kecil, belum lagi jika berhubungan dengan gaya hidup yang nyaris membuat seseorang bergaji besar atau kecil tidak ada bedanya. Untuk yang bergaji besar pun sering merasa pas-pasan atau justru mungkin kurang jika tidak bisa memilah dan memilih gaya hidup sesuai pendapatannya. Gaji sebesar Rp. 8 juta yang sempat viral tersebut mungkin saja terasa kurang bagi seorang Fresh Graduate jika terbiasa jajan di mall, nongkrong di cafe setiap libur weekend atau bahkan sepulang kerja, serta travelling setiap bulan. Padahal di sisi yang lain, gaji sebesar Rp. 8 juta adalah nominal yang sangat diidam-idamkan oleh karyawan yang bahkan sudah bekerja lebih dari 5 tahun di perusahaan yang hanya mampu mengaji karyawannya sedikit lebih besar dari UMK. Nah...bagaimana mensiasati agar gaji yang hanya sebesar atau lebih sedikit dari UMK bisa bermanfaat bahkan bisa disisihkan sebagian untuk investasi jangan panjang? 
Cara Pintar Kelola Gaji Untuk Fresh Graduate
1. Sisihkan sebagian gaji untuk menabung. 

Mengapa menabung menjadi hal pertama? Karena menabung harusnya bukan dari uang sisa melainkan dengan jumlah nominal yang memang sudah ditentukan, idealnya sekitar 20% dari gaji yang di terima karena menabung memiliki dua tujuan, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Tabungan ini akan berperan penting jika suatu saat membutuhkan biaya tidak terduga, atau bisa digunakan untuk membeli rumah lho. Meskipun masih berusia muda, jangan ragu untuk memulai usaha memiliki rumah sendiri meskipun dengan gaji yang kecil, karena rumah adalah investasi jangka panjang dan merupakan kebutuhan pokok saat memiliki pasangan nanti.

2. Hitung dengan cermat biaya hidup sehari-hari.

Kini hidup Fresh Graduate yang sudah bekerja sudah berbeda, kalau dulu semua kebutuhan hidup termasuk biaya kuliah masih dicukupi orangtua, tapi kini harus mampu mengatur keuangan dari gaji yang didapatkan secara mandiri. Agar tidak bingung, mulailah dari hal-hal yang sederhana, yaitu menghitung berapa besar biaya hidup sehari-hari, termasuk beberapa pengeluaran rutin yang mungkin memberikan manfaat jangka panjang, dan jangan lupakan tips penting "selalu dahulukan kebutuhan daripada keinginan." 

Mari sekarang meghitung biaya hidup sehari-hari, yang bisa di mulai dari biaya makan dan transportasi menuju ke tempat kerja. Hitung dengan cermat anggaran biaya makan dalam satu hari dan carilah lokasi makan yang terjangkau agar ada biaya yang bisa di hemat, memasak sendiri bisa menjadi opsi untuk menekan biaya makan, selain lebih sehat juga lebih hemat. Selanjutnya biaya transportasi, ada dua pilihan transportasi, yaitu menggunakan kendaraan umum atau milik sendiri, pastikan untuk menghitung biaya transportasi dengan cermat, termasuk bensin jika menggunakan kendaraan pribadi. Kebutuhan lainnya, seperti pulsa internet, laundry, serta kebutuhan lain yang dianggap pokok juga harus dihitung dengan cermat, jika ingin lebih berhemat, ada baiknya untuk mencuci pakaian sendiri. Biaya tempat tinggal atau kos jika tidak tinggal serumah dengan orangtua juga harus dihitung dengan cermat, pilih tempat kos yang sederhana dan tidak terlalu jauh dari lokasi kerja, untuk menghemat biaya transportasi. Nah...bagi Fresh Graduate yang memiliki kartu kredit atau cicilan, pastikan untuk menghitung dengan cermat komponen biaya ini, jika mungkin jangan gunakan kartu kredit untuk pengeluaran yang di rasa belum penting, jadi gunakan kartu kredit untuk berjaga-jaga saja atau tidak usah memiliki kartu kredit jadi opsi agar tidak tergoda menggunakannya. Jangan lupa untuk memiliki asuransi kesehatan, karena kesehatan tubuh adalah aset yang sangat penting, tanpa tubuh yang sehat, pekerjaan tidak bisa dilakukan dengan optimal. 

Dahulu saat pertama kali bekerja, hal pertama yang saya lakukan adalah memiliki asuransi kesehatan, karena jenis pekerjaan termasuk cukup berat untuk pemula karena nyaris setiap minggu saya harus lembur sampai malam, apalagi jika mendekati akhir bulan, jam lembur saya semakin bertambah. Memang, di satu sisi lembur membuka kesempatan menambah penghasilan, namun di sisi lain waktu istirahat saya menjadi berkurang. Jatuh sakit tidak bisa kita prediksi sekalipun saya sudah berusaha menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat, adakalanya beban kerja yang berat berimbas pada terganggunya kesehatan, hingga akhirnya saya jatuh sakit, apalagi saat itu saya masih baru bekerja dan terkejut dengan pola kerja yang cenderung monoton dan sibuk. Untunglah saat mulai bekerja dan memiliki gaji pertama, saya mencari asuransi kesehatan dengan premi yang pas di kantong saya, sehingga ketika saya membutuhkan layanan kesehatan, saya sudah tidak bingung lagi. Memang pada awalnya berat banget menyisihkan gaji untuk membayar premi kesehatan, namun setelah merasakan manfaatnya, rasanya perjuangan  berat saya mengalahkan ego anak muda yang baru memiliki penghasilan terbayar lunas.

Oh iya, satu hal lagi, idealnya biaya hidup sehari-hari sekitar 40% dari jumlah gaji keseluruhan dan pengeluaran lainnya , termasuk biaya kos atau tempat tinggal sekitar 30% dari pendapatan. Jika pengeluaran lainnya lebih dari prosentase tersebut atau bahkan lebih besar dari komponen biaya hidup, maka perlu dipertimbangkan untuk lebih berhemat lagi atau mencari pekerjaan sampingan yang bisa membantu mencukupi kebutuhan tersebut.

Asuransi Kesehatan
Asuransi Membuat Hidup Seimbang (Foto: Pixabay.com)
3. Pertimbangkan untuk memiliki asuransi selain asuransi kesehatan.

Bagi seorang pekerja, asuransi kesehatan adalah hal yang wajib, karena kesehatan adalah sesuatu hal yang tidak dapat diprediksi, apalagi jika mendengar kata pepatah saat sakit biayanya yang kita keluarkan akan jauh lebih mahal. Dari beberapa referensi yang saya baca, setidaknya ada beberapa hal membuat asuransi kesehatan menjadi sesuatu yang wajib dimiliki semua orang terutama yang sudah memiliki penghasilan.
  • Perawatan medis bisa jadi membutuhkan biaya sangat mahal dan akan menjadi beban keluarga.
  • Perawatan medis yang akan didapatkan jika tidak memiliki asuransi kesehatan bisa jadi tidak maksimal, yang berimbas pada tidak tuntasnya penyakit yang di derita.
  • Tidak memiliki asuransi kesehatan membuat banyak orang kehilangan kesempatan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin atau melakukan check up secara berkala.
Kesehatan adalah aset utama untuk semua manusia, terutama pekerja yang memiliki beban kerja sangat berat, karenanya sejak masih menjadi pekerja pemula ada baiknya mulai mencari asuransi kesehatan yang tepat dan yang pasti sesuai dengan besaran gaji yang dimiliki agar pembayaran premi tidak menjadi kendala. Selain asuransi kesehatan, alangkah baiknya jika Fresh Graduate yang baru saja memulai dunia baru sebagai karyawan atau pekerja memiliki asuransi lainnya. Ada dua keuntungan bagi pekerja pemula yang baru saja memasuki dunia kerja jika memiliki asuransi, yang pertama tentu sebagai investasi perlindungan diri jangka panjang, dan yang kedua membiasakan sikap displin dalam mengelola gaji agar pengeluaran tersebut memiliki manfaat tidak hanya di waktu sekarang namun juga jangka panjang. Enggak perlu bingung memikirkan besarnya premi, karena saat ini sudah tersedia marketplace khusus layanan asuransi sehingga semua orang bisa memilih jenis asuransi sesuai kebutuhan dan membayar premi sesuai kemampuan.

4. Alokasikan dana untuk beramal.

Menyisihkan sebagian dari penghasilan atau gaji untuk beramal adalah cara bersyukur atas keberuntungan yang didapatkan, lulus perguruan tinggi dengan nilai baik dan langsung mendapat pekerjaan. Bahkan, ajaran untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan juga terdapat dalam semua ajaran agama, sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk merasa keberatan menyisihkan sebagian dari penghasilan, karena di luar sana masih banyak orang yang hidupnya jauh dari kecukupan dan layak untuk mendapatkan bantuan.

Apabila gaji sudah dibagi-bagi dalam pos-pos sesuai kebutuhan, maka sisa dari gaji tersebut bisa digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan dengan hobi, atau rekreasi seperti jalan-jalan, nonton film di bioskop, dan aktivitas lainnya. Jadi jangan terbalik yah...mengutamakan pengeluaran yang sifatnya konsumtif dan justru sisanya baru digunakan untuk kebutuhan pokok. Jika setelah di hitung-hitung sisanya masih lumayan banyak, maka bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain atau menambah jumlah tabungan sehingga bermanfaat jangka panjang. Tapi jika setelah evaluasi hasilnya justru minus, maka ada baiknya untuk mulai mempertimbangkan besar pengeluaran yang ada dan memangkas biaya yang tidak terlalu efektif, atau jika memungkinkan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Tapi sebelumnya, pastikan pekerjaan sampingan tersebut tidak menganggu pekerjaan utama yah. Jangan khawatir, seiring bertambahnya skill atau kemampuan kerja, maka bisa jadi gaji akan dinaikkan secara berkala jika perusahaan melihat kemajuan yang signifikan atas hasil kerja selama ini. Hal yang paling penting adalah tetap fokus bekerja, menambah skill atau kemampuan kerja, bekerja keras, bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah di terima, serta tidak patah semangat. Nah...agar bisa melalui semua ini, pastikan untuk menerapkan cara pintar kelola gaji untuk Fresh Graduate, agar tidak memiliki masalah dalam keuangan yang akhirnya mempengaruhi kinerja saat bekerja. Pintar kelola gaji, solusi sukses di masa depan!
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog seputarbunda.com | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "Cara Pintar Kelola Gaji Untuk Fresh Graduate"