Menanti Komitmen Pengembang Akan Pentingnya Penghijauan Di Perumahan
Hari minggu lalu, tepatnya tanggal 12 Februari 2017, saya mendapat kesempatan untuk berkunjung dan melihat dari dekat konsep perumahan yang di bangun salah satu pengembang besar di Indonesia, yaitu Alam Sutera. Bersama rekan kompasiana lainnya, kurang lebih 30 orang, kami di ajak berkeliling dengan menggunakan kendaraan khusus yang menghubungkan tempat-tempat tertentu di dalam kawasan tersebut yang di beri nama "Suteraloop." Kesan yang saya dapatkan selain tentunya rumah-rumah yang tertata sangat teratur serta desain rumah yang keren, ada yang menarik yaitu banyaknya pepohonan besar yang tumbuh di sisi jalan, yang membuat suasana menjadi teduh, nyaman, dan asri, setidaknya kesan itulah yang saya dapatkan. Selama hampir 10 tahun yang tinggal di kawasan perumahan, terutama di wilayah industri, suasana seperti ini tentunya sangat didambakan, penghijauan di perumahan, yang membuat udara terasa lebih segar dan sejuk.
Penghijauan mutlak diperlukan agar bumi lebih lestari dan nyaman untuk ditinggali (Foto : Pixabay.com) |
Tidak bisa di pungkiri, keberadaan perumahan terutama di kota-kota besar telah membuat sebagian perkampungan tradisional mulai menghilang sedikit demi sedikit. Kawasan perumahan di nilai lebih cocok dengan gaya hidup sebagian besar masyarakat kota yang inginnya serba cepat dan serba lengkap sehingga tidak perlu repot harus pergi jauh-jauh saat menginginkan sesuatu. Tidak heran jika hampir semua perumahan selalu di lengkapi pusat perbelanjaan, pusat jajanan, sekolah, pusat hiburan, rumah sakit, tempat ibadah, bahkan beberapa pengembang perumahan besar menyediakan transportasi yang nyaman untuk menghubungkan antar kota agar penghuninya merasa nyaman melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja dan sekolah. Siapa sih yang tidak merasa nyaman tinggal di kawasan selengkap ini, saya saja terus terang merasa sangat nyaman karena semua yang saya butuhkan hanya di jangkau dalam puluhan atau ratusan meter saja dari rumah.
Belum lagi kawasan yang tertata rapi dengan jejeran rumah yang sudah di desain semaksimal mungkin memiliki akses yang sama terhadap jalan, baik jalan utama atau jalan kawasan perumahan lainnya. Tidak ada istilahnya rumah yang harus melalui gang-gang sempit untuk mengunjunginya. Dengan kemudahan semacam ini, siapa sih yang tidak tergiur tinggal di kawasan perumahan. Belum lagi jika kawasan perumahan tersebut bertipe cluster, yang meskipun tidak memiliki pagar sendiri, namun di jaga dengan sangat ketat di setiap pintu akses masuk dan keluar sehingga tidak semua orang bisa leluasa masuk ke kawasan tersebut. Dengan kenyamanan tersebut rasanya lebih enak tinggal di perumahan, karena hakikat rumah sebagai tempat beristirahat dan berkumpul bersama keluarga sangat di dukung oleh konsep perumahan.
Namun, ada satu hal penting yang seharusnya tidak boleh dilupakan, yaitu pentingnya penghijauan di perumahan. Seharusnya penghijauan menjadi satu komponen pokok yang harus ada ketika sebuah perumahan akan didirikan, karena penghijauan memberikan banyak manfaat positif bagi kehidupan manusia yang tinggal di perumahan tersebut, sebuah kehidupan yang lebih berkualitas dan sehat pastinya. Seperti yang seharusnya sudah diketahui semua orang bahwa salah satu manfaat dari penghijauan adalah untuk mencegah banjir, karena penghijauan dapat mengembalikan fungsi resapan air serta mengurangi debit air saat musim hujan tiba dengan meresap ke dalam tanah lebih cepat. Selain itu ada manfaat lainnya yaitu menjaga kualitas air tanah, mengurangi polusi atau pencemaran udara, mengurangi partikel debu, dan masih banyak lagi, yang sesungguhnya sudah sering di share di mana-mana.
Namun, tidak semua pengembang berkomitmen untuk menempatkan penghijauan sebagai hal yang utama dalam konsep perumahannya, terutama komitmen untu jangka panjang bersisian dengan kepentingan bisnis. Padahal, penghijauan menjadi salah satu cara untuk memberikan hidup yang lebih sehat bagi warga perumahan yang tingga di kawasan tersebut, di antara gemuruh asap pabrik di kawasan industri di perkotaan yang terkadang menyisakan berbagai problem kesehatan bagi manusia, terutama anak-anak yang masih sangat rentan terkena berbagai penyakit. Namun, penghijauan tidak hanya identik dengan pepohonan yang di tanam di sisi-sisi jalan di kompleks pertumahan, atau di beberapa area yang kerap di sebut ruang terbuka hijau. Konsep penghijauan di sini adalah termasuk penyediaan fasilitas yang membuat kualitas hidup warga perumahan lebih sehat, antara lain yang menyangkut masalah sampah dan ketersediaan air.
Mengelola Sampah Sebagai Komitmen Pengembang Terhadap Penghijauan
Masalah sampah selalu tidak pernah ada habisnya karena hampir setiap detik manusia selalu menghasilkan yang namanya sampah, baik rumah tangga maupun industri, ehh...tapi rumah tangga ternyata di duga sebagai penghasil sampah terbanyak. Jika sudah demikian apalagi di perumahan yang memiliki lebih dari seratus rumah, bayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan dari pintu-pintu rumah tangga tersebut. Masalah sampah ini seharusnya sudah dipikirkan pihak pengembang sejak pertama kali membangun kawasan tersebut, akan di buang kemana sampah-sampah yang dihasilkan setiap rumah di kawasan tersebut. Memang solusi yang pling mudah adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan membuang sampah di kawasan yang sudah ditentukan pemerintah. Namun alangkah baiknya jika setiap kawasan perumahan memiliki alternatif atau solusi lain untuk mengatasi masalah sampah ini.
Di tingkat kota di Indonesia, Kota Surabaya menjadi salah satu kota percontohan dalam hal pengelolaan sampah, yaitu melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), yang tidak hanya mengurangi timbunan sampah yang selalu bertambah setiap hari, namun juga mengambil nilai ekonomis dari sampah itu sendiri. Bahkan, untuk kesuksesan ini, Kota Surabaya mendapat banyak penghargaan dan menjadi kota percontohan di dunia dalam hal mengelola sampah. Dalam skala yang lebih kecil cara ini bisa dilakukan pihak pengembang perumahan untuk mengatasi masalah sampah secara mandiri. Setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan pihak pengembang, yaitu :
Selain masalah sampah, masalah ketersediaan air bersih menjadi hal yang sangat penting untuk kenyamanan warga yang tinggal di kawasan tersebut. Selama ini banyak pengembang perumahan yang menyerahkan masalah air bersih kepada warga atau penghuninya masing-masing. Akhirnya hampir di setiap rumah memiliki sumber air bersih sendiri berupa sumur, baik dengan cara di bor atau di gali. Tapi tahukah bahwa hal ini akan menguras ketersediaan air tanah dan menyebabkan penurunan permukaan tanah. Apalagi jika tidak diimbangi dengan perilaku hijau seperti menanam pepohonan, membuat lubang biopori, dan lain-lain. Bisa dibayangkan jika setiap rumah memiliki sumur dan dalam satu kawasan perumahan terdapat ratusan bahkan ribuan rumah, pastinya jumlah sumur pun akan sebanyak itu dan akan ada berapa banyak air tanah yang terkuras serta di ambil setiap hari.
Tidak hanya akan terkuras, terlalu banyak mengambil air tanah akan menyebabkan penurunan permukaan tanah itu sendiri seperti yang saat ini sedang terjadi dan menjadi isu penting di ibukota negara Indonesia, Kota Jakarta. Untuk mengatasi inilah dibutuhkan komitmen dari pengembang agar secara bersama mengurangi dampak penurunan tanah sebagai akibat terlalu banyak mengambil sumber air tanah dengan menawarkan atau memberikan berbagai solusi, salah satunya dengan Water Treatment Plant (WTP). Memang keberadaan WTP di perumahan tidak mutlak diperlukan, apalagi jika perumahan tersebut telah dialiri instalasi pengolahan air minum dari luar atau fasilitas dari pemerintah daerah, namun tidak semua perumahan beruntung di aliri air bersih perpipaan sehingga mau tidak mau untuk kasus ini pengembang harus memikirkan solusi yang meminimalisir pengambilan air tanah secara berlebihan.
Lantas, apa itu WTP? WTP merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitas air baku yang kurang bagus, kemudian di olah hingga menghasilkan air yang berkualitas dan memenuhi standar mutu yang siap di konsumsi atau dipergunakan memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Konsep WTP ini juga bisa menjadi solusi bagi perumahan yang tidak memiliki air tanah dalam kondisi yang bagus atau bisa mengambil dari sungat terdekat untuk di olah menjadi air bersih. Pengembang juga bisa membuat danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga airnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga perumahan. Hal ini bisa mengurangi perilaku mengambil air tanah dengan membuat sumur yang terlalu dalam dan bisa berakibat semakin turunnya permukaan tanah.
Sesungguhnya ada banyak cara bagi pengembang perumahan untuk mewujudkan komitmen turut menghijaukan bumi, memang tidak mudah namun sebagai bagian dari industri untuk memenuhi hajat hidup masyarakat akan kebutuhan pokok tempat tinggal, pengembang juga memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan sehat dengan memberikan ruang untuk penghijauan di lingkungan sekitar perumahan. Ingatlah akan pepatah, "langkah besar selalu di awali langkah kecil," komitmen sekecil apapun akan membantu mewujudkan kondisi bumi yang lebih baik lagi di masa depan.
Senang rasanya bisa berbagi opini, dan semoga bermanfaat untuk bergerak bersama menyelamatkan bumi dan menjaga agar bumi tetap lestari.
Referensi tulisan :
http://properti.liputan6.com/read/2406236/ini-perumahan-yang-pakai-sistem-pengolahan-air-terintegrasi
Suasana yang hijau dan asri bikin betah tinggal di kawasan tersebut (Foto : Pribadi) |
Mengelola Sampah Sebagai Komitmen Pengembang Terhadap Penghijauan
Masalah sampah selalu tidak pernah ada habisnya karena hampir setiap detik manusia selalu menghasilkan yang namanya sampah, baik rumah tangga maupun industri, ehh...tapi rumah tangga ternyata di duga sebagai penghasil sampah terbanyak. Jika sudah demikian apalagi di perumahan yang memiliki lebih dari seratus rumah, bayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan dari pintu-pintu rumah tangga tersebut. Masalah sampah ini seharusnya sudah dipikirkan pihak pengembang sejak pertama kali membangun kawasan tersebut, akan di buang kemana sampah-sampah yang dihasilkan setiap rumah di kawasan tersebut. Memang solusi yang pling mudah adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan membuang sampah di kawasan yang sudah ditentukan pemerintah. Namun alangkah baiknya jika setiap kawasan perumahan memiliki alternatif atau solusi lain untuk mengatasi masalah sampah ini.
Di tingkat kota di Indonesia, Kota Surabaya menjadi salah satu kota percontohan dalam hal pengelolaan sampah, yaitu melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), yang tidak hanya mengurangi timbunan sampah yang selalu bertambah setiap hari, namun juga mengambil nilai ekonomis dari sampah itu sendiri. Bahkan, untuk kesuksesan ini, Kota Surabaya mendapat banyak penghargaan dan menjadi kota percontohan di dunia dalam hal mengelola sampah. Dalam skala yang lebih kecil cara ini bisa dilakukan pihak pengembang perumahan untuk mengatasi masalah sampah secara mandiri. Setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan pihak pengembang, yaitu :
- Membuat pengelolaan sampah dengan prinsip 3R sehingga sebagian sampah tidak perlu lagi di buang di tempat pembuangan akhir sampah, dan tentu saja membuat menjadi lebih mandiri dalam hal mengelola sampah sebagai kontribusi untuk menyelamatkan lingkungan dan mengurangi beban pemerintah mengatasi masalah sampah.
- Membantu mengedukasi warga perumahan untuk bersama mengelola sampah secara mandiri. Tidak bisa di pungkiri, rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar, dan di perkotaan ada ratusan ribu bahkan jutaan rumah yang di bangun pihak pengembang perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal. Bayangkan jika dalam satu perumahan saja terdapat ratusan rumah, berapa ton sampah yang dihasilkan setiap harinya. Untuk itulah, seharusnya pihak pengembang ikut membantu mengedukasi masalah sampah agar warga perumahan menyadari bahwa mengatasi sampah berarti membuat hidup mereka lebih sehat. Jika memungkinkan buatlah komitmen sejak pertama kali mereka membeli rumah di kawasan tersebut untuk masalah sampah sehingga warga perumahan akan lebih bertanggung jawab.
Selain masalah sampah, masalah ketersediaan air bersih menjadi hal yang sangat penting untuk kenyamanan warga yang tinggal di kawasan tersebut. Selama ini banyak pengembang perumahan yang menyerahkan masalah air bersih kepada warga atau penghuninya masing-masing. Akhirnya hampir di setiap rumah memiliki sumber air bersih sendiri berupa sumur, baik dengan cara di bor atau di gali. Tapi tahukah bahwa hal ini akan menguras ketersediaan air tanah dan menyebabkan penurunan permukaan tanah. Apalagi jika tidak diimbangi dengan perilaku hijau seperti menanam pepohonan, membuat lubang biopori, dan lain-lain. Bisa dibayangkan jika setiap rumah memiliki sumur dan dalam satu kawasan perumahan terdapat ratusan bahkan ribuan rumah, pastinya jumlah sumur pun akan sebanyak itu dan akan ada berapa banyak air tanah yang terkuras serta di ambil setiap hari.
Tidak hanya akan terkuras, terlalu banyak mengambil air tanah akan menyebabkan penurunan permukaan tanah itu sendiri seperti yang saat ini sedang terjadi dan menjadi isu penting di ibukota negara Indonesia, Kota Jakarta. Untuk mengatasi inilah dibutuhkan komitmen dari pengembang agar secara bersama mengurangi dampak penurunan tanah sebagai akibat terlalu banyak mengambil sumber air tanah dengan menawarkan atau memberikan berbagai solusi, salah satunya dengan Water Treatment Plant (WTP). Memang keberadaan WTP di perumahan tidak mutlak diperlukan, apalagi jika perumahan tersebut telah dialiri instalasi pengolahan air minum dari luar atau fasilitas dari pemerintah daerah, namun tidak semua perumahan beruntung di aliri air bersih perpipaan sehingga mau tidak mau untuk kasus ini pengembang harus memikirkan solusi yang meminimalisir pengambilan air tanah secara berlebihan.
Lantas, apa itu WTP? WTP merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitas air baku yang kurang bagus, kemudian di olah hingga menghasilkan air yang berkualitas dan memenuhi standar mutu yang siap di konsumsi atau dipergunakan memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Konsep WTP ini juga bisa menjadi solusi bagi perumahan yang tidak memiliki air tanah dalam kondisi yang bagus atau bisa mengambil dari sungat terdekat untuk di olah menjadi air bersih. Pengembang juga bisa membuat danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga airnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga perumahan. Hal ini bisa mengurangi perilaku mengambil air tanah dengan membuat sumur yang terlalu dalam dan bisa berakibat semakin turunnya permukaan tanah.
Sesungguhnya ada banyak cara bagi pengembang perumahan untuk mewujudkan komitmen turut menghijaukan bumi, memang tidak mudah namun sebagai bagian dari industri untuk memenuhi hajat hidup masyarakat akan kebutuhan pokok tempat tinggal, pengembang juga memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan sehat dengan memberikan ruang untuk penghijauan di lingkungan sekitar perumahan. Ingatlah akan pepatah, "langkah besar selalu di awali langkah kecil," komitmen sekecil apapun akan membantu mewujudkan kondisi bumi yang lebih baik lagi di masa depan.
Senang rasanya bisa berbagi opini, dan semoga bermanfaat untuk bergerak bersama menyelamatkan bumi dan menjaga agar bumi tetap lestari.
Referensi tulisan :
http://properti.liputan6.com/read/2406236/ini-perumahan-yang-pakai-sistem-pengolahan-air-terintegrasi
Posting Komentar untuk "Menanti Komitmen Pengembang Akan Pentingnya Penghijauan Di Perumahan"
Posting Komentar