E Commerce Dalam Industri Kreatif Di Indonesia

Geliat industri kreatif di Indonesia akhir-akhir ini semakin menunjukkan peningkatan yang pesat dan sangat mengembirakan. Hal ini ditandai dengan lahirnya pebisnis-pebisnis baru yang mampu mencuri perhatian dalam industri bisnis, baik dalam negeri maupun hingga ke pasar mancanegara. Lahirnya pebisnis baru yang muda usia dan memiliki kreativitas tinggi, sungguh merupakan kenyataan yang sangat mengembirakan.

Salah satu industri kreatif yang berkembang dengan pesat adalah fashion dan desain, yang bukan hanya melahirkan hasil karya yang mampu menyedot perhatian pasar mancanegara namun juga kesuksesannya membawa simbol-simbol budaya asli bangsa Indonesia, salah satunya adalah batik yang kini telah mendunia. Setelah UNESCO mengukuhkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage og Humanity) sejak 2 Oktober 2009, semakin menguatkan eksistensi batik Indonesia di dunia internasional.


Industri batik telah berkembang dengan sangat pesat hingga kini batik bukan lagi identik dengan kain atau baju semata, namun telah merambah industri lain seperti tas, sepatu, dan beragam aksesoris lainnya. Hal ini selain menunjukkan betapa potensialnya seni dan budaya tradisional Indonesia, juga menunjukkan bahwa generasi muda bangsa Indonesia semakin kaya akan kreativitas. Namun sesungguhnya industri kreatif di Indonesia bukan hanya dalam bentuk fashion dan desain semata, ada banyak industri lain yang berkembang dengan pesat akhir-akhir ini di Indonesia yang dikategorikan sebagai industri kreatif.

Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia

Tahukah Anda? Pada awalnya kegiatan perekonomian hanya bertumpu pada perekonomian berbasis sumber daya alam, seperti pertanian. Namun seiring dengan perkembangan yang semakin pesat di semua bidang kehidupan, perekonomian dunia pun sudah bergeser ke perekonomian berbasis sumber daya manusia, yakni industri dan teknologi informasi.

Berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, industri didefinisikan sebagai seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi termasuk jasa industri.

Sedangkan industri kreatif merupakan sebuah proses bisnis yang mengembangkan hal-hal baru dan atau dengan cara-cara baru, dengan modal utamanya adalah sumber daya manusia, ide, kreativitas, dan inovasi. Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Departemen Perdagangan RI mencatat 14 bidang ekonomi kreatif yang terdiri dari: (1) Jasa periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar seni dan barang antik, (4) kerajinan, (5) desain, (6) fesyen, (7) video, film, dan fotografi, (8) permainan interaktif, (9) musik, (10) seni pertunjukan, (11) penerbitan dan percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) televisi dan radio, dan (14) riset dan pengembangan. Selain bidang-bidang tersebut di atas, ada satu bidang lagi yang sedang dibahas dan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif, yaitu sektor industri kuliner.

Di Indonesia peran industri kreatif dalam menopang perekonomian Indonesia cukup signifikan dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 7,28%, dengan Trend Pertumbuhan PDB mencapai 18,6%. Industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 5,8% dari total tenaga kerja. Sedangkan dari sisi bisnis terdapat sekitar 3 juta perusahaan kecil dan menengah yang berkecimpung dalam industri ini, dan angka pertambahan akan terus naik dari tahun ke tahun.

Kenyataan ini menunjukan bahwa industri kreatif telah menjelma menjadi salah satu solusi bagi berkembangnya gerak perekonomian yang berasal dari masyarakat. Dan rasanya tidak berlebihan jika ekonomi kreatif diyakini mampu memberikan kontribusi yang besar dalam mengatasi permasalahan perekonomian, terutama dalam masalah lapangan pekerjaan di Indonesia, karena :
  1. Tingginya kontribusi terhadap perekonomian nasional selama 10 tahun terakhir, rata-rata 7,28% per tahun.
  2. Penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan di tengah tingginya angka pengganguran.
  3. Keterlibatan beberapa bidang industri kreatif dalam perdagangan internasional.
  4. Industri kreatif secara tidak langsung akan merangsang kemampuan berpikir masyarakat untuk meningkatkan kreativitasnya sehingga peluang secara ekonomi akan semakin besar.
Kenyataan menunjukan bahwa industri kreatif telah memberikan nilai lebih secara ekonomis yang cukup signifikan bagi perkembangan perekonomian nasional, selain itu industri kreatif akan terus bertumbuh dari tahun ke tahun asalkan terus dirangsang pertumbuhannya karena didalamnya terdapat sumber daya yang tidak akan pernah habis digali terus-menerus, yaitu sumber daya manusia dalam bentuk akal dan pikiran. 

Revolusi Digital Dalam Dunia Industri di Indonesia
 
Seiring dengan perkembangan internet dan dunia digital, beragam nilai dan pola perilaku masyarakat pun juga mengalami banyak perubahan dan pergeseran. Contoh kecil adalah pola kebiasaan membaca koran dan majalah yang dahulu merupakan sumber utama untuk memperoleh informasi selain televisi dan radio, namun kini kebiasaan membaca mulai bergeser menggunakan teknologi digital dalam bentuk Laptop, PC, Smartphone, atau Tablet. Dengan bantuan koneksi internet yang kini semakin mudah dan terjangkau, semua orang dapat mengupdate berita atau mendapatkan informasi hanya dalam hitungan detik tanpa harus bersusah payah mencari tukang koran atau menyalakan televisi dan radio, bahkan informasi yang didapatkan bisa diakses dari mana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu asalkan masih bisa menjangkau koneksi internet, inilah buah dari berkobarnya revolusi digital dari masa ke masa.

Revolusi digital secara tidak langsung melahirkan cara pandang baru seseorang dalam menjalani kehidupan dan melakukan berbagai aktivitas bagi kelangsungan hidupnya. Cara pandang baru ini ternyata membawa implikasi besar bagi perubahan dalam kehidupan masyarakat, di mana di antara masyarakat telah hadir perangkat teknologi yang jika dipergunakan secara benar akan membantu kehidupannya. Era revolusi digital ditandai dengan ditemukannya perangkat canggih yang disebut komputer yang dikemudian hari membukan jalan bagi berkembangnya beragam perangkat digital lainnya yang kini akrab ditelinga kita bahkan tidak pernah lupa kita bawa kemanapun kita pergi, yaitu ponsel atau smartphone. Selain itu, perkembangan perangkat digital lainnya yang ikut berkembang dengan pesat adalah internet dan media sosial atau jejaring sosial.

Revolusi Digital
Gambar : http://cdn.sindonews.net/
Revolusi digital secara perlahan juga mulai mempengaruhi perkembangan industri di Indonesia. Revolusi ini bukan hanya melahirkan cara pandang baru bagi para pelaku industri, juga berpotensi hadirnya pelaku industri baru yang ikut meramaikan dunia perekonomian di Indonesia, contohnya dengan semakin boomingnya industri kreatif di Indonesia yang sebagian besar memulai usahanya melalui perangkat digital. Harus diakui revolusi digital bukan hanya menguntungkan dalam hal menyampaikan informasi dan membangun komunikasi secara instan dan tanpa dibatasi jarak, ruang, serta waktu, namun juga sangat berpengaruh dalam upaya membangun kreativitas seseorang agar berdaya secara ekonomi.   
Selain itu, revolusi digital sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku konsumen, yang dapat dilihat sebagai berikut :
  1. Konsumen lebih memiliki kekuatan dibandingkan sebelumnya.
  2. Konsumen memiliki akses untuk mendapatkan informasi yang lebih dibandingkan sebelumnya.
  3. Para marketer dapat menawarkan produk dan jasa yang lebih dibandingkan sebelumnya.
  4. Pertukaran antara marketer dan konsumen akan lebih interaktif dan spontan.
  5. Marketer dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang konsumen dengan cepat dan mudah.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revolusi digital bukan hanya mempengaruhi para pelaku industri termasuk industri kreatif semata, namun juga mepengaruhi pola perilaku konsumen yang jika diperbandingkan akan nampak sebagai berikut :
  1. Pencarian. Dahulu konsumen dalam mencari barang atau produk yang diinginkan sangat terbatas, umumnya melalui iklan koran, pamplet, baliho, spanduk dan sebagainya, namun kini di era revolusi digital sumber informasi menjadi lebih mudah, murah, bahkan dapat diakses dari mana saja melalui mesin pencari "Google".
  2. Pemilihan. Dahulu konsumen dalam memilih produk atau barang yang ingin dibeli umumnya dengan melihat barangnya langsung, pemilihan barang umumnya berdasarkan kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama atau berdasarkan testimoni orang terdekat. Tapi di era revolusi digital, konsumen dapat memilih barang meskipun belum melihat wujudnya secara langsung dan hanya berdasarkan review produk baik yang di buat oleh produsen barang atau pihak lain yang memang sudah memilikinya.
  3. Pembelian. Dahulu transaksi antara penjual dan konsumen dilakukan secara langsung, namun di era revolusi digital konsumen dapat membeli barang dari mana saja dan membayarnya dengan mengirim sejumlah uang melalui jasa pihak ketiga (umumnya bank).
  4. Penggunaan. Kemudahan mendapatkan atau membeli barang membuat sebagian konsumen memiliki kecenderungan untuk bergonta-ganti, bahkan tanpa disadari barang tersebut terkadang tidak terlalu dibutuhkan konsumen.
  5. Pengevaluasian. Di era revolusi digital, konsumen memiliki keleluasaan lebih dalam mengevaluasi barang atau produk yang dibelinya melalui media yang saat ini sedang booming seperti media jejaring sosial, blog, atau mailing list.
Revolusi digital bukan hanya memacu para pelaku industri kreatif untuk terus melakukan inovasi dan meningkatkan kreativitasnya semata demi menghasilkan barang atau produk yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi, namun juga membangun pola interaksi yang lebih dalam antara pelaku industri kreatif dengan konsumen atau masyarakat, melalui media-media turunannya.

E Commerce Dalam Perkembangan Industri Kreatif Di Indonesia

E Commerce secara umum dapat diartikan sebagai proses transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet. Sedangkan menurut Mariza Arfina dan Robert Marpaung, E Commerce dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet di mana terdapat website yang dapat menyediakan layanan "get and deliver".

E Commerce dalam Industri Kreatif
Gambar : http://www.patartambunan.com/
Menurut Roger Clarke, e commerce adalah tata cara perdagangan barang dan jasa yang menggunakan media telekomunikasi dan telekomunikasi sebagai alat bantunya. Secara umum, e commerce memiliki 5 konsep dasar, yaitu :
  1. Automation atau otomasi bisnis.
  2. Terintegrasi.
  3. Kemudahan untuk berkomunikasi dan berpromosi.
  4. Pertukaran data atau informasi antar pelaku bisnis meminimalisasi human error.
  5. Melibatkan institusi lain dalam bertransaksi atau dikenal dengan istilah electronic payment.
E Commerce berkembang dengan pesat akhir-akhir ini dan menjadi pilihan banyak pelaku industri terutama industri kreatif dalam mempromosikan karyanya karena cakupannya yang luas, proses transaksi yang cepat, dapat mendorong kreativitas dari pihak penjual secara cepat dan tepat serta pendistribusian informasi yang disampaikan berlangsung secara periodik, juga dapat menciptakan efisiensi yang tinggi dan murah, serta dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang maksimal (cepat, mudah, murah, dan aman). Ada 3 karakteristik penting dalam e commerce, yaitu (1) terjadi transaksi antar dua belah pihak, (2) adanya pertukaran barang, jasa, dan informasi, dan (3) adanya jaringan internet sebagai medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut.

Pengembangan industri kreatif di bidang bisnis melalui jaringan internet yang mengundang banyak orang untuk bergabung dengan memberikan akses kepada anggotanya untuk menggabungkan ide, dan membuat suatu kreativitas bersama dan setiap orang dapat mengembangkan ide dan pengetahuannya untuk menghasilkan suatu karya. E Commerce bukan hanya menghubungkan antar para pelaku industri kreatif semata, namun juga menghubungkan pelaku industri kreatif dengan konsumennya dari berbagai daerah bahkan dari belahan dunia lain. Selain itu, E Commerce membuat para pelaku industri kreatif tidak harus mengeluarkan modal terlalu besar, karena yang diperlukan hanya kreativitas dan semangat serta tentu saja jaringan internet yang handal.

Setidaknya ada 5 model bisnis yang diusung pelaku bisnis e commerce di Indonesia, yaitu :
  1. Classifieds/Listing/iklan baris. Ada 2 kriteria yang umumnya diusung model bisnis ini, yaitu website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online dan penjual individu dapat menjual barang atau produk dagangannya di mana saja, kapan saja dengan gratis.
  2. Marketplace C2C (Customer To Customer). Ini merupakan model bisnis di mana website yang bersangkutan tidak hanya membantu dalam hal promosi barang semata namun juga memfasilitasi transaksi uang secara online. 
  3. Shopping Mal. Sepintas model bisnis ini mirip dengan marketplace, namun yang membedakannya hanya penjual yang bisa berjualan di website tersebut haruslah penjual dengan brand ternama karena melalui verifikasi yang sangat ketat.
  4. Toko Online B2C (Business To Customer). Model bisnis ini sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh pebisnis pemula, karena hanya bermodalkan domain dan hosting serta stok barang yang akan dijual, pelaku bisnis bisa langsung menjual barang dagangannya langsung ke pembeli. Namun untuk dapat mengaet pembeli dengan cepat, pemilik toko online harus mempelajari banyak strategi digital marketing, terutama tentang SEO sehingga toko online yang dimilikinya memiliki posisi terbaik terutama dalam mesin pencari internet.
  5. Toko Online di Media Sosial. Tidak bisa dipungkiri, boomingnya media jejaring sosial di Indonesia seperti facebook, twitter, dan instagram membuat para pelaku bisnis baik skala menengah maupun yang telah memiliki brand ternama berlomba-lomba memanfaatkannya. Selain mudah, efisien, murah, dan sederhana namun juga gratis tetapi memiliki tingkat akurasi yang tinggi untuk sampai ke konsumen atau pembeli dengan cepat. Disisi yang lain, model bisnis inilah yang kemudian memicu industri kreatif berkembang dengan pesat, karena disamping sangat membantu dalam proses penjualan juga memudahkan pelaku industri kreatif dan konsumen berinteraksi secara lebih mendalam, bahkan tidak jarang konsumen kemudian akan menjadi orang yang ikut mempromosikan karyanya (lazim disebut Reseller).
Sesungguhnya masih banyak model bisnis e commerce lainnya yang sangat membantu bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia, terutama di era revolusi digital. Bukan hanya membuka peluang pasar yang lebih besar bagi pelaku bisnis kreatif, namun juga membangun pola interaksi yang lebih mendalam dengan konsumen sehingga dari hubungan tersebut akan memunculkan usulan ide-ide baru yang inovatif dan lebih kreatif. Dan pada gilirannya diharapkan melalui e commerce, industri kreatif Indonesia akan mampu bersaing dan meramaikan pasar di tingkat internasional dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan perekonomian di Indonesia.


Sumber referensi tulisan :
  1. http://melekmedia.org/kajian/media-2-0/revolusi-digital-dan-perilaku-konsumen/
  2. http://singgihwalkers.wordpress.com/author/singual/page/4/
  3. http://www.slideshare.net/5uryo/azzahra-e-commerce-1
  4. http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
  5. http://theperspectiveshare.blogspot.com/2014/03/industri-kreatif-sebagai-penggerak.html
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

1 komentar untuk "E Commerce Dalam Industri Kreatif Di Indonesia"

Comment Author Avatar
nemu artikel ini . terbukti setelah satu tahun artikel ini di tulis banyak bermunculan startup startup indonesia seperti gojek dan lain lain . maju terus indonesia