Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian manusia. Hal ini diungkapkan oleh Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa "tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif dalam membentuk kepribadian anak selain keluarga, dan keluarga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis". Fakta menunjukkan bahwa keluarga merupakan institusi awal dalam kehidupan manusia yang mengajarkan banyak hal dan mempengaruhi banyak hal yang akan menjadi landasan pola berpikir seorang anak ketika dewasa. Mengajarkan hal baik ataupun hal buruk, pengaruhnya akan membekas dalam pikiran bawah sadar seorang anak, yang selalu berpendar dalam pikiran anak hingga dewasa, karena itu penting bagi kita untuk mengajarkan perilaku baik sedini mungkin kepada anak.
Gambar |
Kampanye Earth Hour yang diselenggarakan WWF Indonesia melalui gerakan Switch Off selama 1 jam dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik pada 29 Maret 2014 merupakan puncak dari rangkaian kampanye peduli lingkungan melalui aksi kecil yang berdampak besar jika dilakukan bersama-sama. Yah...aksi kecil yang jika dilakukan bersama-sama akan mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk merubah keadaan.
Sebagai bagian dari kampanye Earth Hour 2014 ini kemudian Blogdetik bersama WWF menyelenggarakan acara "Blogger bicara lingkungan" sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi lingkungan yang semakin hari menunjukan tanda-tanda kemerosotan akibat kerusakan lingkungan dan sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia, manusia yang merupakan bagian dari suatu institusi keluarga. Ternyata hal-hal besar di mulai dari sesuatu yang sangat kecil, yang pada akhirnya akan menyumbangan satu perubahan terhadap kehidupan yang lebih besar.
Sudah saatnya keluarga sebagai bagian inti dari masyarakat berperan aktif dalam upaya penyelamatan lingkungan melalui satu gerakan kecil dari rumah dan mengajarkan anak-anak dalam keluarga untuk berperilaku hijau serta lebih peduli terhadap kelangsungan hidup lingkungan disekitarnya. Mengapa anak-anak? Karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan menata wajah bangsa di masa yang akan datang, karena itu wujudkan budaya dan perilaku hijau dalam keluarga mulai dari hal-hal yang sederhana dari dalam rumah. Ajaklah anak-anak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan :
- Membangkitkan rasa antuasiasme anak melalui kegiatan yang bersentuhan dengan alam secara langsung, seperti berkebun, berkemah, atau sekedar jalan-jalan di alam terbuka.
- Berbagi pengalaman atau cerita seputar pentingnya menjaga lingkungan dan efek buruk jika kita tidak menjaga keseimbangan alam, biasanya cerita yang di dengar langsung dari orangtua akan melekat kuat dalam dinding ingatan anak hingga dewasa.
- Menjadikan sikap peduli lingkungan sebagai gaya hidup, dan jadikan sikap kita sebagai orangtua sebagai contoh langsung yang memberikan inspirasi bagi anak lebih sayang terhadap lingkungan.
- Menanam pohon di halaman rumah, lahan sempit bukanlah satu alasan untuk tidak mengajarkan anak berperilaku hijau. Manfaatkan pot-pot dan dinding rumah sebagai lahan untuk memberikan suasana hijau di rumah. Menanam satu pohon saja memberika sejuta manfaat bagi lingkungan karena menanam pohon dapat mengurangi dampak pemanasan global dengan kemampuannya menyerap emisi karbon sebagai salah satu pencetus terjadinya pemanasan global. Menanam pohon juga memberikan banyak manfaat, diantaranya; (1) manfaat estetis atau keindahan, sebuah bangunan tanpa diimbangi pohon akan terasa gersang sebaliknya apabila disekitarnya di tanami pohon serta di tata dengan baik akan nampak hijau dan asri, (2) manfaat klimatologis di mana pohon akan menurunkan suhu udara disekitarnya agar terasa lebih sejuk dan nyaman, (3) manfaat hygienis di mana pada siang hari pohon akan menghasilkan O2 (Oksigen) yang sangat diperlukan oleh manusia, dan sebaliknya akan menyerap CO2 (Karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas sisa buangan pembakaran, (4) manfaat protektif di mana pohon dapat memberikan perlindungan terhadap terik matahari, penahan debu, angin kencang, dan lain-lain. Dengan mengajarkan anak menanam pohon sekaligus mengajarkan anak untuk ikut ambil bagian menjaga lingkungan.
Ajarkan anak untuk menanam pohon kehidupan (gambar) - Membatasi jumlah konsumsi energi. Penting bagi kita untuk mengajarkan anak-anak menghemat penggunaan energi di rumah, slogan "hemat energi hemat biaya" sangat tepat untuk mengajarkan anak berperilaku hemat dalam konsumsi energi karena bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan juga mengurangi anggaran keuangan rumah tangga. Ajarkan anak untuk tidak lupa mematikan lampu pada siang hari atau jika ruangan tidak terpakai, ajarkan untuk menggunakan air sehemat mungkin, menggunakan pendingin ruangan seminimal mungkin, segera mencabut charger jika sudah tidak terpakai, mematikan televisi jika tidak ingin menonton, dan perilaku hemat lainnya. Tindakan kecil namun bermanfaat besar jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan berulang-ulang. Penggunaan energi yang berlebihan dapat meningkatkan emisi karbon yang menumpuk di udara, hal ini dapat menyebabkan karbon sulit keluar dari lapisan atmosfer dan membuat lapisan ozon semakin menipis. Pada akhirnya akan menyebabkan pemanasan global.
Ajarkan anak bijak menggunakan energi (gambar) - Bijak dalam mengelola sampah rumah tangga. Ajarkan anak untuk menggunakan produk daur ulang karena selain menghemat pengeluaran juga meminimalisir sampah yang dihasilkan dari proses konsumsi tersebut. Sebisa mungkin jika bepergian membawa termos air minum dari rumah dan tidak terlalu sering menggunakan air minum kemasan karena selain menyebabkan menumpuknya sampah juga merusak lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai. Sampah merupakan permasalahan yang sangat pelik karena setiap hari gunungan sampah dihasilkan oleh kegiatan konsumsi manusia termasuk rumah tangga. Ajarkan juga pada anak untuk tidak terlalu sering menggunakan kantong plastik dengan membawa tas khusus untuk belanja, penggunaan kantong plastik berlebihan akan menimbulkan efek buruk bagi lingkungan di masa yang akan datang. Hemat dalam penggunaan kertas, mengapa? karena umumnya anak-anak sangat suka merobek-robek kertas baik untuk menulis atau membuat beragam permainan, karena itu ajarkan anak untuk menghemat penggunaan kertas dengan cara gunakan kertas yang sudah tidak terpakai untuk membuat permainan sehingga tidak merobek kertas baru yang seharusnya masih bisa dipakai untuk belajar. Tindakan kecil namun bisa mengurangi penumpukan sampah, dan juga ajarkan anak untuk memilah dan membuang sampah pada tempat khusus selain mendidik anak untuk bijak mengelola sampah juga mengajarkan pola hidup lebih bersih dan sehat.
Ajarkan anak bijak tentang sampah (gambar)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog "Blogger Peduli Lingkungan" yang diselenggarakan Blogdetik dan WWF Indonesia.
Sumber referensi tulisan :
Wah lengkap banget usulannya mbak. Memang kalau nggak dimulai dari keluarga, sampai anak2 besar nggak akan memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan
BalasHapusMaaf baru bales, iya mak...berusaha menanamkan yang baik2 untuk anak. Tks ya Mak
HapusSetuju Mbak, mau menginformasikan Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"
BalasHapusCari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com