MEMPANCASILAKAN TELEVISI, MENTELEVISIKAN PANCASILA

Industri televisi sebagai medium yang dapat membentuk dan mempersatukan komunitas global dan multukultural, dimana seluruh belahan dunia dapat dilihat melalui satu kotak ajaib yang bernama Televisi. 

MEMPANCASILAKAN TELEVISI

Mempancasilakan televisi berarti menjadikan pancasila bagian yang fungsional dari perkembangan industri televisi di Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila pancasila dapat dijadikan pedoman bagi industri televisi dalam membuat suatu format tayangan yang ideal dan layak di tonton oleh masyarakat dari berbagai tingkatan usia. Industri televisi harus hadir ditengah masyarakat sebagai salah satu penyampai pesan-pesan luhur yang terkandung dalam pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. 

Mengapa harus melalui media televisi? kehadiran televisi di dunia telah membawa dampak yang besar bagi umat manusia. Televisi membawa berbagai kandungan informasi, pesan-pesan yang dalam kecepatan tinggi menyebar ke seluruh pelosok dunia. Televisi juga alat bagi berbagai kelompok untuk menyampaikan berbagai pesan untuk berbagai kalangan masyarakat. Orang dapat menyaksikan secara langsung suatu peristiwa di bagian dunia lain berkat jasa televisi.

Televisi telah menjadi medium globalisasi yang paling efektif dan demokratis. Perkembangan televisi interaktif dan gabungan teknologi televisi satelit dan komputer membuat semua orang yang mempunyai layar komputer bisa mendapatkan informasi televisi secara sesaat. Dengan demikian, televisi mempunyai pengaruh yang besar dalam penyampaian gagasan dan konsep, termasuk terwujudnya Masyarakat Pancasila yang menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Proses globalisasi yang digerakkan dan dipercepat oleh revolusi teknologi komunikasi dan informatika berlangsung sangat cepat dengan dampak amat luas bagi kehidupan manusia. Dengan menggunakan televisi sebagai teknologi mutakhir diharapkan seluruh bangsa Indonesia dapat dipersatukan oleh nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila.

Indonesia sedang berproses menjadi negara yang modern, industri dan ekonomi terbuka. Untuk itu kita harus mengerakkan sistem-sistem politik, sosial, dan budaya kita menjadi sistem-sistem yang mampu menunjang proses modern tersebut. Sistem-sistem tersebut harus diusahakan menjadi sistem-sistem yang terbuka untuk perubahan dan perkembangan, karena tanpa perubahan sistem-sistem tersebut akan lambat atau kalau tidak mandek sama sekali. Untuk itu perlu dibangun masyarakat yang memiliki tingkat ketahanan sosial budaya yang tinggi yang mampu beradaptasi dengan perubahan tanpa harus kehilangan jati diri sebagai Bangsa Indonesia. Konsep ideal yang tertuang dalam butir-butir pancasila sesungguhnya merupakan perwujudan dari jati diri seluruh bangsa Indonesia yang wilayahnya terbentang dari sabang sampai merauke. Media televisi diharapkan mampu merefleksikan dirinya sebagai bagian penting dalam penguatan jati diri bangsa dengan pancasila sebagai salah satu indikatornya.

MENTELEVISIKAN PANCASILA

Esensi dari mentelevisikan pancasila adalah menterjemahkan dalam segala bentuk penayangan, baik itu berupa berita, komentar, talk show, diskusi, sinetron, musik, dan sebagainya di televisi. Penayangan produk-produk luar negeri disesuaikan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila, karena bila tidak dikhawatirkan akan terjadi kesenjangan-kesenjangan persepsi serta pemahaman yang secara moral akan sangat berbahaya. 

Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Keragaman budaya inilah yang merupakan modal utama untuk dapat dieksploitasi menjadi satu tayangan yang berkualitas. Belum lagi kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, adat-istiadat, bahasa, kebudayaan, dan agama sungguh suatu harta karun yang tidak ternilai harganya dan tentunya memiliki potensi serta nilai ekonomi yang tinggi. Terpilihnya Rendang sebagai makanan yang menduduki tempat pertama daftar makanan paling enak di dunia menunjukkan bahwa kekayaan dan keragaman kuliner bangsa Indonesia mempunyai potensi untuk dijadikan format penayangan yang secara ekonomis mampu dijual di seluruh dunia.

Slogan I love Indonesia, I Love Pancasila sesungguhnya mampu mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki jati diri dan harga diri yang tinggi serta kebanggaan juga rasa cinta, dengan menempatkan pancasila sebagai pedoman dan tolak ukurnya. Slogan ini diharapkan mampu menjadi simbol yang mampu melahirkan format ideal dalam membuat tayangan-tayangan di televisi, karena bagaimanapun tidak dapat dipungkiri bahwa industri televisi kini menjadi sarana yang paling ideal dan tepat untuk membangun rasa cinta pada tanah air. Kecepatan informasi yang disampaikan dan kemampuannya mempengaruhi masyarakat dengan berbagai tingkatan usia merupakan solusi ideal untuk mengedukasi dan merekatkan kembali seluruh komponen bangsa dalam naungan nilai-nilai luhur pancasila. Tinggal bagaimana pelaku industri pertelevisian menyingkapi hal ini menjadi suatu kebijakkan penting yang tidak hanya memikirkan sisi keuntungan bisnis semata, kesadaran akan adanya tanggung jawab moral menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan.

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Blog Pusaka Indonesia
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

2 komentar untuk "MEMPANCASILAKAN TELEVISI, MENTELEVISIKAN PANCASILA"

Comment Author Avatar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
waw,, bagus abnget artikelnya.