Toleransi, Kunci Kenyamanan Saat Menggunakan Transportasi Umum

Keberadaan transportasi umum, suka atau tidak suka sangat dibutuhkan masyarakat, tidak hanya masyarakat yang memang setiap harinya sangat bergantung pada kendaraan umum namun juga masyarakat yang meskipun memiliki kendaraan pribadi adakalanya juga membutuhkan transportasi umum pada saat-saat tertentu. Kebijakkan pemerintah yang memberlakukan sistem ganjil-genap untuk kendaraan pribadi di ruas jalan dan jam-jam tertentu sesungguhnya merupakan salah satu cara agar masyarakat secara perlahan mulai beralih menggunakan transportasi umum. Untuk alasan itulah keberadaan transportasi umum bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lalu lintas di kota-kota besar yang semakin hari semakin memprihatinkan. Perbaikan fasiltas, sarana, dan prasarana transportasi umum juga merupakan upaya untuk menarik minat masyarakat agar beralih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi yang seringkali di tuding sebagai salah satu sumber kemacetan di jalan raya.

Ayo Naik Bus
Naik bus solusi atasi kemacetan (Dokpri)
Bagi sebagian masyarakat yang sering menggunakan transportasi umum, tentunya sudah sangat memahami berbagai etika yang boleh dan harus di hindari saat berada di kendaraan umum, namun bagi masyarakat yang jarang menggunakan transportasi umum tentunya belum memahami etika tersebut sehingga tidak jarang melakukan sesuatu yang membuat pengguna lain marah atau kesal. Salah satunya adalah persoalan Tempat Duduk Prioritas atau TDP yang seringkali menjadi pemicu kekesalan atau bahkan kemarahan pengguna kendaraan umum lainnya. Transportasi umum Transjakarta hingga saat ini menjadi salah satu transportasi idola di kalangan masyarakat Ibukota Jakarta. Tidak hanya karena moda transportasi umum ini memiliki jalur sendiri di jalan raya, namun juga karena di nilai lebih nyaman dan aman. Bahkan tidak jarang pada hari libur, banyak keluarga yang mengajak putra-putrinya mencoba naik transportasi umum Transjakarta menuju berbagai lokasi wisata di Ibukota Jakarta. Ini bisa menjadi salah satu cara untuk memberi edukasi bahwa naik kendaraan umum bisa menjadi solusi pilihan transportasi untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang dari tahun ke tahun sangat sulit untuk diuraikan.

Setiap tahun infrastruktur jalan terus dibenahi, tidak hanya memperbaiki atau memperlebar jalan yang sudah ada, namun pemerintah juga membangun infrastruktur jalan baru sebagai solusi untuk mengurai kemacetan. Harapannya, secara perlahan namun pasti masyarakat akan mulai beralih menggunakan transportasi umum sebagai pilihan di samping memiliki kendaraan pribadi. Bahkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna transportasi umum, kini sudah mulai diintegrasikan berbagai jalur dan jenis kendaraan umum sehingga masyarakat lebih nyaman saat akan bepergian atau beraktivitas di berbagai tempat. Tidak tanggung-tanggung, khusus untuk kawasan jabodetabek, pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan terus berupaya mengurai permasalahan kemacetan memberikan alternatif moda transportasi umum yang saling terintegrasi sehingga bisa menarik minat masyarakat yang selama ini lebih sering menggunakan kendaraan pribadi.

Ayo Naik Bus
Macet nyaris menjadi pemandangan sehari-hari (Dokpri)
Naik transportasi umum menjadi salah satu kontribusi yang sangat berarti untuk memulai sesuatu yang baik, yaitu membantu mengurai permasalahan kemacetan. Memang naik kendaraan umum jika di tinjau dari segi kenyamanan tentu tidak akan bisa menandingi kendaraan pribadi, namun sikap ini memberikan manfaat yang positif, tidak hanya membantu mengurangi kemacetan, namun juga mengurangi polusi yang pada akhirnya akan memberikan kepada kita kehidupan yang berkualitas berupa udara yang nyaman dan sehat. Sedemikian banyak manfaat positif yang bisa kita berikan dengan hanya memilih transportasi umum, tidak salah jika di zaman digital ini naik kendaraan umum bisa dijadikan simbol kemapanan, baik dalam berpikir maupun bertingkah laku. Namun tentu saja ada sebagian masyarakat yang terhitung jarang menggunakan transportasi umum sehingga kurang memahami aturan atau tata krama jika sedang berada di kendaraan umum. Akibatnya ada saja perilaku yang membuat pengguna lain merasa kesal dan kurang nyaman, salah satunya adalah masalah Tempat Duduk Prioritas (TDP).

Bagi pengguna transportasi umum seperti transjakarta pastinya sudah sering melihat tempat duduk yang diatasnya ditempeli stiker bergambar orang hamil, orang yang membawa bayi, orang lanjut usia atau lansia, dan disabilitas. Nah...tempat duduk inilah yang di sebut Tempat Duduk Prioritas, yang dikhususkan atau diutamakan untuk orang-orang yang ada di gambar tersebut. fasilitas ini merupakan pelayanan khusus untuk memberikan kenyamanan bagi orang-orang yang sulit untuk mengakses kendaraan umum karena setiap orang berhak untuk menggunakan transportasi umum saat akan bepergian atau beraktivitas. Namun celakanya bangku khusus ini sering digunakan oleh orang-orang yang sesungguhnya kurang berhak, dan ternyata kasus seperti ini nyaris merupakan pemandangan biasa yang setiap hari kita saksikan. Bahkan ada yang bersikap cuek atau pura-pura tidur saat orang yang berhak tersebut naik kendaraan umum sehingga hal inilah yang kerap memicu perselisihan.

Petugas sudah cukup sering mengingatkan, menegur dengan keras terhadap pengguna yang kurang berhak, namun selanjutnya kejadian ini akan terulang kembali. Sudah hilangkah sikap toleransi kita? Tergerus kejamnya ibukota sehingga sangat sulit bagi kita untuk mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. Padahal toleransi sesama pengguna transportasi umum menjadi kunci kenyamanan yang membuat pengguna kendaraan pribadi tertarik dan beralih menggunakan transportasi umum. Tidak hanya di transjakarta, transportasi KRL pun seringkali mengalami kondisi yang sama, di mana kursi prioritas tersebut di duduki oleh orang yang kurang berhak, terutama pada jam-jam sibuk ketika masyarakat akan berangkat kerja atau beraktvitas dan saat jam pulang kantor. Tidak hanya Kota Jakarta yang mengalami nasib seperti ini, banyak kota besar lainnya di dunia seperti Singapura, Tokyo, New York, dan kota lainnya juga mengalami kepadatan yang luar biasa saat jam-jam sibuk.

Kondisi di mana semua orang merasa lelah dan ingin cepat beristirahat seringkali membuat kita menomorduakan rasa toleransi terhadap penderitaan orang di sekitarnya. Untuk alasan itulah, sikap toleransi sudah seharusnya di bangun sejak dini, kalau perlu sejak anak-anak agar kelak setelah dewasa sikap toleransi sudah mengakar kuat dalam dirinya dan tidak akan mudah tergoyahkan dalam kondisi apapun. Sebagus apapun fasilitas dan pelayanan yang disiapkan agar masyarakat mau beralih menggunakan transportasi umum jika tidak disertai pemahaman tentang etika dan tata krama saat berada di kendaraan umum, maka semua usaha ini akan sia-sia karena selain ingin cepat tiba di tempat tujuan tentu masyarakat juga menginginkan kenyamanan.

Untuk itu mari kita dukung program pemerintah "Ayo Naik Bus" dengan mulai beralih menggunakan transportasi umum dan membangun sikap toleransi saat berada di kendaraan umum sehingga naik kendaraan umum menjadi lebih nyaman, bagi kita sendiri dan terutama bagi pengguna lainnya. Berikan Tempat Duduk Prioritas untuk mereka yang berhak agar kita bisa berbagi kenyamanan saat naik kendaraan umum dengan mereka yang spesial dan prioritas.
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "Toleransi, Kunci Kenyamanan Saat Menggunakan Transportasi Umum"