Pembangunan Bersinergi Menuju Perdesaan Sehat

Membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing merupakan salah satu strategi pembangunan yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Masalah kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap upaya untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, tidak terkecuali masyarakat yang berdiam di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. Sesuai dengan strategi utama pembangunan kesehatan, yaitu :
  • Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
  • Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
  • Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan.
  • Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Daerah tertinggal
Gambar dari sini
Padahal kesehatan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya menciptakan generasi muda yang berkualitas dan menjadi harapan bangsa di masa depan. Bangsa yang sehat merupakan pondasi awal bagi terwujudnya Indonesia yang maju dan memiliki kompetensi untuk bersaing dengan bangsa lain di kancah internasional, tidak terkecuali masyarakat yang berdiam di daerah tertinggal.

Masalah Kesehatan Di Daerah Tertinggal

Selalu yang menjadi isu sentral dari pembangunan kesehatan adalah masalah pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. Masalah pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan tidak terlepas dari peningkatan jangkauan dan perluasan pelayanan kesehatan, termasuk pembangunan di daerah-daerah tertinggal.

Permasalahan mendasar yang sangat mempengaruhi peningkatan pembangunan kesehatan, seperti sulitnya medan, tidak ada atau kurangnya sarana transportasi, akses komunikasi yang terbatas, kondisi geografi yang membuat beberapa daerah sangat tergantung pada musim untuk bisa dengan leluasa menjangkaunya. Kesemuanya ini membuat biaya operasional dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi sangat mahal.

Kondisi kesehatan masyarakat di daerah tertinggal
Gambar dari sini
Kalaupun telah tersedia pusat pelayanan kesehatan, namun bukan berarti masalah kesehatan yang kerap mendera masyarakat di daerah tertinggal teratasi, karena pelayanan kesehatan pun mengalami beberapa kendala dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu motor penggerak pembangunan kesehatan di Indonesia di tingkat dasar, antara lain :
  • Manajemen. Hal mendasar yang paling dirasakan dalam penatalaksanaan program di wilayah Puskesmas daerah terpencil adalah kurang adanya dukungan tenaga, sarana dan peralatan, selain tentunya ketersediaan peralatan medis dan obat-obatan.
  • Gangguan penyakit. Secara umum gangguan jenis gangguan penyakit yang banyak dirasakan penduduk di daerah tertinggal hampir sama dengan daerah lainnya, namun kondisi geografis yang banyak mempengaruhi iklim membuat beberapa daerah memiliki riwayat penyakit yang khas. 
  • Kebiasaan berobat masyarakat. Keterbatasan atau kurangnya akses untuk mendapatkan informasi serta sosialisasi membuat sebagian besar masyarakat di daerah tertinggal masih percaya pengobatan tradisional. Apalagi bila daerah tersebut memiliki tradisi dan adat istiadat yang kuat. Posisi Puskesmas sebagai ujung tombak pengobatan modern menjadi sangat sulit, karena ada beberapa jenis penyakit yang harus diobati dengan obat-obatan modern.
  • Perilaku dan kepercayaan masyarakat. Mungkin ada beberapa masalah kesehatan yang pengobatannya bisa dipadukan antara pengobatan tradisional dan modern. Namun seiring semakin kompleksnya masalah kesehatan, ada beberapa penyakit yang jika tidak ditanggulangi dengan pengobatan modern akan sulit untuk disembuhkan, bahkan bisa menimbulkan kematian. Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus hambatan tersendiri bagi tenaga pelayanan kesehatan.
  • Keadaan kesehatan lingkungan yang erat hubungannya dengan sanitasi yang sehat dan ketersediaan air bersih, membuat sebagian daerah tertinggal seringkali mengalami hambatan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Kendala dan permasalahan ini menjadikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan seluruh komponen masyarakat untuk mengatasinya dalam upaya mencapai Indeks Pembangunan Masyarakat yang tinggi. Upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam membangun kesehatan mereka sendiri merupakan salah satu usaha untuk mempercepat tercapainya pembangunan kesehatan yang berkualitas.

Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan Dalam Konsep Perdesaan Sehat

Dari 183 Kabupaten yang dikategorikan sebagai daerah tertinggal, terdapat 158 Kabupaten yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Angka Harapan Hidup (AHH) masih berada di bawah rata-rata nasional. Padahal, kesehatan merupakan hak dasar setiap warganegara Indonesia yang dijamin dalam UUD 1945, dan negara berkewajiban untuk memenuhi hak dasar tersebut seluas-luasnya dan seadil-adilnya.

Persoalan yang mendasar dan menyangkut hajat hidup setiap masyarakat Indonesia inilah yang membuat pemerintah berketetapan untuk mengajukan suatu konsep yang berusaha untuk merealisasikan kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal, yaitu Perdesaan Sehat (PS).

PS dikembangkan untuk menjadi bagian dari program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT). Kebijakan PS dicanangkan secara resmi oleh KPDT bersama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) pada kegiatan "Desa Sejahtera" yang bertempat di Entikong, Kalimantan Barat tanggal 20 Desember 2012.

Sedangkan untuk mendukung upaya kebijakan Perdesaan Sehat, dikeluarkan Peraturan Menteri PDT No. 1 tahun 2013 tentang "Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal ". Peraturan tersebut memberi dasar bagi pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Perdesaan Sehat yang terdiri dari unsur Kementerian/Lembaga, Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan, Organisasi Masyarakat Sipil serta kalangan Profesional.

5 pilar perdesaan sehat
Gambar : perdesaansehat.or.id
Kebijakan Perdesaan Sehat dikembangkan lewat dua strategi utama, yaitu percepatan peningkatan keterjangkauan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas berbasis struktur kependudukan di wilayah perdesaan dan percepatan peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan dalam memperkuat kualitas kesehatan di perdesaan. Strategi ini dijabarkan dalam bentuk 5 pilar yang menjadi dasar pengimplementasi Perdesaan Sehat, yaitu Dokter Puskesmas, Bidan Desa, Air Bersih, Sanitasi, dan Gizi.
Kelima pilar perdesaan sehat ini sesungguhnya merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam setiap usaha menaikan derajat kesehatan masyarakat, terutama masyarakat di daerah tertinggal yang memiliki beragam permasalahan kesehatan. Karena itu, diperlukan kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan dengan bidang-bidang lain dalam upaya pencapaian percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan di daerah tertinggal.

Pembangunan Bersinergi Menuju Perdesaan Sehat
 
Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian sederhana tentang pembangunan, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Menurut beberapa ahli pembangunan suatu daerah haruslah mencakup tiga nilai inti, yaitu :
  1. Ketahanan (Sustenance) : kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok (pangan, papan, kesehatan, dan proteksi) untuk mempertahankan hidup.
  2. Harga Diri (Self Esteem) : pembangunan haruslah memanusiakan manusia, artinya pembangunan suatu daerah haruslah meningkatkan kebanggaan sebagai manusia yang berada di daerah itu.
  3. Freedom From Servitude : kebebasan bagi setiap individu suatu negara untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Pembangunan di daerah harus dilakukan secara terencana dan menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat, terutama masalah kesehatan yang selalu menjadi problem serius dalam setiap penentuan kebijakan pembangunan nasional. Padahal pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang sesungguhnya bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Pembangunan kesehatan tersebut haruslah merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. Semua komponen haruslah bahu membahu dan bersinergi untuk mewujudkan 5 pilar kesehatan masyarakat yang menjadi indikator dalam percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan. Mengapa? karena tanpa intervensi dan dukungan dari pihak lain, usaha dan upaya untuk meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan akan sia-sia. Hal ini sesuai dengan tujuan kebijakan pembangunan kesehatan yang berlandaskan pada :
  1. Peningkatan kerjasama lintas sektor.
  2. Peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan swasta.
  3. Peningkatan kesehatan lingkungan.
  4. Peningkatan upaya kesehatan.
  5. Peningkatan sumber daya kesehatan.
  6. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.
  7. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
  8. Peningkatan lingkungan sosial budaya.
Pembangunan bersinergi menuju perdesaan sehat
Sumber : perdesaansehat.or.id dan pribadi
Untuk itu diperlukan kerjasama dari semua pihak dalam mendukung pembangunan kesehatan yang bersinergi dalam rangka menuju perdesaan sehat yang berlandaskan pada pemenuhan 5 pilar yaitu dokter puskesmas, bidan desa, air bersih, sanitasi yang sehat, dan pemenuhan nilai gizi yang cukup, dalam bentuk :

1. Dukungan Infrastruktur.
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini menyatakan, kondisi infrastruktur 183 Kabupaten hingga saat ini masih memprihatinkan. Rata-rata kondisi infrastruktur seperti akses jalan, sarana kesehatan, pendidikan, dan listrik masih sangat memprihatinkan.

Kondisi ini bukan hanya menyebabkan pembangunan ekonomi masyarakat di daerah tertinggal terhambat, namun juga berpengaruh pada rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berakibat pada rendahnya kemampuan masyarakat untuk menyerap informasi, terutama informasi tentang kesehatan.

Dikaitkan dengan lima pilar Perdesaan sehat, minimnya infrastruktur yang memadai membuat akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga mengalami hambatan, seperti rendahnya minat tenaga kesehatan untuk masuk ke daerah tersebut dan sulitnya masyarakat untuk mencapai serta mendapatkan pelayanan kesehatan. Tidak tersedianya air bersih yang cukup dan memadai, pencapaian sanitasi dan gizi yang sehat juga mengalami hambatan sebagai akibat tidak teraksesnya informasi yang cukup untuk dijadikan pedoman. Selain itu, tidak tersedianya jaringan listrik secara langsung akan menghambat pelayanan kesehatan, karena peralatan medis yang menggunakan sumber daya listrik tidak dapat dipakai.

Karena itu, dukungan pembangunan infrastruktur untuk daerah tertinggal sangat mempengaruhi percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan sehat. Infrastruktur yang cukup dan memadai akan membuat percepatan pelaksanaan 5 pilar perdesaan sehat berjalan lancar, dan akses untuk mendapatkan pelayanan 5 pilar perdesaan sehat lebih maksimal.

2. Pendidikan.
Penguatan di bidang pendidikan daerah tertinggal merupakan salah satu upaya untuk mempercepat naiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selain itu, pendidikan merupakan faktor utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan semakin baik sumber daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan semakin tinggi pula daya saing dan kreativitas generasi muda dalam melanjutkan pembangunan bangsa di masa depan.

Namun dalam kenyataannya, masih banyak permasalahan yang seringkali menghambat peningkatan mutu pendidikan nasional, terutama di daerah tertinggal. Masih banyak anak-anak yang belum bisa menikmati manisnya buah kemerdekaan berupa kesempatan untuk mengenyam pendidikan, tingginya angka anak-anak yang putus sekolah, kurangnya tenaga pendidik, tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar, dan lain-lain.

Beragam permasalah dalam bidang pendidikan untuk masyarakat di daerah tertinggal secara langsung akan sangat mempengaruhi percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan sehat berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dan usaha pemberdayaan.

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan kesehatan membutuhkan kerjasama yang maksimal dengan masyarakat. Masyarakat harus berperan serta secara aktif untuk ikut meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan angka Indeks Pembangunan Manusia secara keseluruhan. Karena itulah bidang pendidikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas manusia mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan kualitas kesehatan masyarakat.

Dengan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat di daerah tertinggal, bukan hanya akan meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat akan terlaksananya percepatan pembangunan kualitas kesehatan dengan 5 pilar perdesaan sehat, namun juga membuka kemungkinan serta kesempatan bagi generasi muda daerah tersebut untuk menjadi bagian dari tenaga terdidik dalam bidang kesehatan.

Selain itu, majunya tingkat pendidikan juga akan membuka peluang dan akses masyarakat untuk melakukan penelitian secara mandiri demi tercapainya percepatan pembangunan kualitas kesehatan, seperti masalah sanitasi, air bersih, dan status gizi masyarakat.

3. Sosial Budaya atau Kearifan Budaya Masyarakat.
Setiap daerah memiliki adat dan budaya tersendiri yang didalamnya telah termaktub nilai-nilai dan sistem hidup masyarakat daerah tersebut, tidak terkecuali masyarakat di daerah tertinggal. Umumnya nilai-nilai tersebut merupakan proses sosial yang telah berlangsung sangat lama dan erat kaitannya dengan kondisi alam yang melingkupi daerah tersebut.

Budaya tradisional, termasuk didalamnya jenis dan bentuk pengobatan tradisional merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang telah berlangsung secara turun-temurun dan sulit untuk dihilangkan.

Namun seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan dalam ilmu pengobatan modern, ada beberapa jenis penyakit yang memang secara serius harus disembuhkan dengan pengobatan modern beserta peralatan medisnya. Namun disisi yang lain, pengobatan tradisional bila dipertahankan bukanlah hal yang buruk, justru jika dilakukan penelitian secara mendalam ada pengobatan tradisional yang jika dikembangkan akan mendukung pengobatan modern.

Karena itu diperlukan program yang menitikberatkan pada pembangunan sosial budaya masyarakat, terutama masyarakat tertinggal yang biasanya memiliki sikap sedikit curiga dan tertutup dengan dunia luar.

Membangun sosial budaya masyarakat dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan budaya lokal membuat komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat daerah tertinggal akan berlangsung tanpa hambatan, bahkan masyarakat bisa diajak serta dalam setiap usaha pembangunan.

Bahkan upaya penguatan pembangunan kualitas kesehatan dengan 5 pilar perdesaan sehat secara mantap dapat terlaksana, karena masyarakat mendukungnya. Masyarakat akan lebih terbuka dengan bentuk pelayanan kesehatan modern. Dengan kearifan budayanya, masyarakat bisa ikut serta menjaga alam agar pasokan air bersih dan ketersediaan sanitasi yang sehat terpenuhi. Perbaikan kualitas gizi akan berlangsung mudah karena masyarakat menerima cara pandang baru tentang pentingnya menjaga kualitas asupan makanan bagi keluarga.

4. Ekonomi Yang Lebih Maju.
Pembangunan sangat erat kaitannya dengan kemajuan ekonomi, karena biasanya daerah tertinggal sangat berkaitan erat dengan bidang perekonomian yang sangat sulit berkembang. Permasalahan aspek pengembangan ekonomi lokal dimana keterbatasan pengelolaan sumber daya lokal dan belum terintegrasinya dengan kawasan atau daerah pusat pertumbuhan membuat kondisi ekonomi daerah tertinggal selalu terpuruk.

Karena itu diperlukan upaya yang nyata dan terus-menerus untuk menekan laju kenaikan tingkat perekonomian masyarakat tertinggal dengan mengembangkan konsep pembangunan yang bersinergi.
Mengapa? Karena bagaimanapun usaha penguatan pembangunan kualitas kesehatan masyarakat tertinggal tidak terlepas dari kemajuan perekonomian masyarakat.

Gerak laju perekonomian masyarakat secara langsung akan mempengaruhi naiknya animo tenaga kesehatan untuk mendarmabaktikan ilmunya kepada masyarakat. Selain itu, membaiknya perekonomian masyarakat juga akan mempengaruhi kemampuan masyarakat secara mandiri untuk meningkatkan kualitas kesehatan hidup mereka seperti pengadaan air bersih, sanitasi yang sehat, dan asupan gizi yang baik.

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu pintu bagi terbukanya kesempatan masyarakat daerah tertinggal untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kemudahan mengakses beragam informasi dan membangun komunikasi secara tidak langsung akan meningkatkan upaya penguatan pembangunan kualitas kesehatan.

Di sisi yang lain, kemajuan teknologi dan informasi yang kelak diharapkan dapat menyentuh kehidupan masyarakat daerah tertinggal akan membuka akses bagi dunia luar untuk tahu lebih banyak tentang kehidupan, potensi, dan sumber daya yang dimiliki masyarakat tertinggal.

Teknologi informasi dan komunikasi secara langsung akan mendukung terlaksananya 5 pilar perdesaan sehat, yaitu semakin tingginya minat tenaga kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan di  daerah tertinggal, masyarakat secara mandiri mampu membuat instalasi air bersih yang baik, kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas sanitasinya meningkat, dan pengetahuan dasar tentang pentingnya menjaga asupan gizi yang sehat semakin meningkat.

Paparan di atas membuktikan bahwa pembangunan kesehatan tidak terlepas dari pembangunan dalam bidang yang lain, kesemuanya saling berkaitan satu sama lain. Pembangunan yang bersinergi semua bidang secara langsung akan mempengaruhi percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis 5 pilar perdesaan sehat yang mengarah pada usaha :
  1. Percepatan ketersediaan Dokter Puskesmas bagi seluruh puskesmas di daerah tertinggal.
  2. Percepatan ketersediaan Bidan Desa bagi seluruh desa di daerah tertinggal.
  3. Percepatan ketersediaan Air Bersih bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal.
  4. Percepatan ketersediaan Sanitasi bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal.
  5. Percepatan ketersediaan Gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Implementasi konsep perdesaan sehat bersama dengan pembangunan yang bersinergi membuat masyarakat daerah tertinggal akan mengejar ketertinggalannya dalam menaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pada akhirnya akan tercapai tujuan masyarakat yang berdaya dan mampu memberdayakan dirinya secara mandiri untuk kemajuan daerah dan bangsanya di masa mendatang.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Perdesaan Sehat yang diselenggarakan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) RI.

Sumber referensi tulisan :
  1. http://perdesaansehat.or.id/
  2. http://kunsultasikesehatan.wordpress.com/tag/tujuan-pembangunan-kesehatan-2013/
  3. http://plsbersinergi.blogspot.com/2013/01/teori-dan-indikator-pembangunan.html
  4. http://www.pkb.or.id/infrastruktur-183-daerah-tertinggal-memprihatinkan 
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

2 komentar untuk "Pembangunan Bersinergi Menuju Perdesaan Sehat"

Comment Author Avatar
Mudah2an pemerintah yg baru ini giat membangun dengan serius untuk desa2 tertinggal demi kemajuan bangsa #Halah haha
Comment Author Avatar
mudah-mudahan, doakan saja...huffff