DARI IIDN MENUJU WRITEPRENEUR : BUKU LARIS, REZEKI MANIS, AKHIRNYA BERBUAH MANIS

Di salah satu tweet saya pernah membaca bahwa "untuk bisa produktif berkarya kita memang membutuhkan lingkungan yang memaksa, niat saja sering tidak cukup."  Menulis membutuhkan konsistensi dan komitmen karena banyak sekali godaan untuk berhenti menulis, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga yang nyaris seluruh waktunya habis untuk urusan anak, rumah, ditambah urusan pekerjaan jika ibu-ibu merangkap sebagai working moms. Dengan siklus pekerjaan yang nyaris sama setiap harinya apalagi ditambah jika masih mempunyai anak bayi, batita, dan balita, memiliki anak tidak hanya 1 tapi 2,3,4 atau lebih lagi (wow jangan dong, aku 3 ada repoooottttt luar biasa) bisa kebayang beban mentalnya harus keep strong.

Tapi seorang ibu hanya wanita biasa yang punya keinginan untuk mengaktualisasikan diri, mengeksistensikan dirinya sehingga tetap mempunyai arti bagi kehidupannya sendiri dengan cara yang bermacam-macam salah satunya dengan menulis. Menulis sesungguhnya merupakan bentuk terapi tersendiri bagi kelelahan mental atau tekanan yang terkadang di alami seorang ibu. Tekanan untuk memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya, menjadi istri yang baik bagi suami dan menjadi pendidik yang mampu memberikan roh kebaikan dan keberhasilan bagi masa depan putra-putrinya dan keluarga. So...mari belajar menulis dan tuangkan pikiran-pikiran dalam coretan Main Mapping sehingga menjadi satu goresan tinta yang bisa memaknai hidup kita. moms....bund!!

Mungkin sudah ditakdirkan secara tidak sengaja saya menemukan status di Facebook salah satu teman yang menyebutkan Group Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) sehingga akhirnya pointer saya mengklik Group ini dan setelah membaca berbagai dokumen dan banyak coment akhirnya saya mengajukan permintaan untuk bergabung. Tepat setelah saya di approve oleh mbak Lygia Pecanduhujan (tks mbak) saya membaca posting bahwa akan dibuka kelas pelatihan menulis. Akhirnya saya berpikir ini salah satu jalan saya untuk masuk ke dunia yang ketika saya masih kecil dulu saya favoritkan dan kemudian terlupakan seiring berjalannya waktu, sebenarnya bukan dilupakan tapi hanya tersimpan di alam pikiran dan terabaikan. Lho.....kenapa menulis saja kok harus ikut pelatihan banyak kok buku-buku yang bisa dibaca tentang dunia tulis menulis. Bagi saya mengikuti pelatihan meskipun secara online seperti menghidupkan signal-signal otak ketika di masa sekolah, yaitu belajar bersama seorang guru (tks bu guru Indari Mastuti) dan teman-teman dalam suatu ruang kelas meskipun sekarang hanya ruang kelas virtual berbentuk group di FB.

Belajar bersama, mendalami materi bersama, jatuh bangun menyelesaikan PR dan tugas ternyata membangkitkan motivasi bahwa untuk berhasil dibutuhkan semacam kompetisi dalam hal ini kompetisi untuk menyelesaikan PR dan tugas pada waktunya alias waktu deadline yang mepet. Dari pelatihan menulis buku bersama Group Writepreneur : Buku Laris, Rezeki Manis ini saya memahami dan mempraktekkan langsung teori menulis yang didapat, ditambah PR dan Tugas Akhir yang Deadlinenya sangat singkat akhirnya saya mendapatkan banyak sekali nilai positif bahwa untuk menjadi seorang penulis dibutuhkan konsistensi, komitmen, dan displin. Belajar untuk memanage diri agar plan yang sudah dibuat tercapai walau dalam kondisi yang tidak biasa, tugas sebagai ibu dan istri yang menuntut multitasking terutama jika buah hati dalam kondisi tidak sehat.

So....akhirnya setelah menyelesaikan tugas akhir, beruntung draft buku saya bisa lolos seleksi awal, senang pastilah....senang banget meskipun ini hanya tahap awal paling tidak untuk mencapai kearah ini saya telah melewatkan waktu panjang dalam pencarian....jadi tetap semangat untuk menularkan virus menulis...ayo...ayo.....sekian dan terima kasih.

Tangerang, 18 Februari 2013 menjelang waktu subuh.
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog bundadigital.my.id | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "DARI IIDN MENUJU WRITEPRENEUR : BUKU LARIS, REZEKI MANIS, AKHIRNYA BERBUAH MANIS"